Membayangkan apa yang terjadi pada 1945 tepatnya tanggal 10 November di kawasan tepian laut Tanjung Perak Surabaya, kemudian membandingkannya dengan keadaan sekarang membuat bibir ini tidak bisa berkata akibat detak kekaguman melihat kokohnya kapal-kapal besar yang bersandar.
Kapal-kapal besar itu kini berdiri kokoh ditepian Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III dan kawasan Tanjung Perak dengan kesibukan aktivitas menaikkan dan menurunkan sejumlah kontainer yang berukuruan cukup besar satu demi satu.
Terbesit dalam pikirian, kapal-kapal besar itu mungkin pada tahun 1945 tidak berisi kontainer, melainkan tank-tank gagah serta pasukan penjajah yang menyerang Surabaya melalui Tanjung Perak.
Kini kapal-kapal penjajah yang berisi tank dan pasukan itu mungkin juga tidak akan kembali lagi bersandar, atau bahkan menyerang dengan menurunkan ratusan penumpang, namun jejak langkahnya masih bisa dinikmati dan dirasakan melalui kebisuan tepi pelabuhan Tanjung Perak yang bersejarah.
Untuk mengenang memori itulah Pelindo III membuka destinasi wisata laut Kawasan Pelabuhan Tanjung Perak dan Selat Madura dengan menggunakan kapal "Artama Harbour Cruise" yang merupakan armada Wisata Bahari di Surabaya.
Tujuan destinasi utama kapal ini adalah tepian pelabuhan Tanjung Perak hingga Teluk Lamong serta melintasi bawah Jembatan Suramadu, atau jembatan terpanjang yang menghubungkan antara Surabaya dan Pulau Madura.
Armada KM Artama III ini juga siap mengantar para turis baik lokal maupun mancanegara untuk mengelilingi Pelabuhan Tanjung Perak dan mengenang beberapa sejarah pelabuhan serta melihat dari dekat kegiatan bongkar muat kapal, patung Jalesveva Jayamahe, sisi Surabaya dan Madura dan Jembatan Suramadu sendiri.
Kapasitas kapal bisa menampung maksimal 35 orang, dengan rute perjalanan perairan Tanjung Perak, cagar budaya bangunan Adpel, Patung Jalesveva Jayamahe dan berakhir di Jembatan Suramadu dengan dua jam perjalanan.
Meskipun tidak terlalu besar, namun fasilitas di dalam kapal cukup komplit seperti ruang makan, ruang karaoke, lengkap dengan AC. Makanan dan minuman ringan juga disediakan.
Kadis Pariwisata Kota Surabaya, Wiwiek Widyati mengungkapkan keberadaan Kapal Artama III ini bagian upaya dari PT Pelindo III untuk mengusung konsep wisata bahari dengan paket sesuai permintaan wisatawan, baik lokal maupun mancanegara.
"Paket perjalanan di Selat Madura masuk dalam paket wisata yang ditawarkan, sebab destinasi wisata di kapal menjadi bagian penting dari pengembangan objek wisata di Surabaya," ucapnya.
Dalam destinasi ini, wisatawan juga dapat mengunjungi situs cagar budaya peninggalan masa penjajahan Belanda yang masih terawat baik, semisal Kantor Administrator Pelabuhan Tanjung Perak, beberapa gudang, dan bangunan di sekitar pelabuhan.
"Sejumlah bangunan tua itu melengkapi daya tarik Kota Pahlawan, apalagi pemandangan pelabuhan terbesar di Kawasan Timur Indonesia itu kian diminati banyak wisatawan pascapembangunan Jembatan Suramadu, dan bisa mengenang memori tempo dulu," tuturnya.(*)