Madiun (Antara Jatim) - Kepolisian Resor (Polres) Madiun, Jawa Timur, menyiapkan enam pos pengamanan guna mengantisipasi kerusuhan saat perayaan bulan Muharam oleh pesilat Persaudaraan Setia Hati Tunas Muda Winongo atau "Suran Agung" pada 25 Oktober 2015.
Kapolres Madiun AKBP Tony Surya Putra, di Madiun, Sabtu, mengatakan, sejumlah pos pengamanan tersebut akan disiapkan di wilayah perbatasan Kabupaten Madiun dengan daerah sekitarnya.
"Pos pengamanan tersebut bertujuan untuk menghadang dan menghalau saudara kita anggota Persaudaraan Setia Hati Tunas Muda Winongo dari luar masuk ke wilayah Madiun. Kami ingin perayaan Suran Agung kondusif dengan pembatasan massa yang masuk ke Madiun," ujar AKBP Tony.
Menurut dia, enam pos pengamanan tersebut antara lain terdapat di titik Kelurahan Mlilir, Kecamatan Dolopo; Kaibon, Kecamatan Geger; Moneng, Kecamatan Pilangkenceng; Nglames, Kecamatan Madiun; Jiwan, Kecamatan Jiwan, dan Saradan daerah perbatasan Kabupaten Madiun dengan Wilangan, Ngajuk. Selain itu juga terdapat pos pengamanan lain yang bersiaga di titik-tik rawan.
"Kami meminta para pesilat menghormati peraturan yang telah disepakati bersama. Hal itu agar pelaksanaan Suran Agung berjalan lancar dan kondusif," kata dia.
Ia menjelaskan, selama para pesilat patuh dan tidak melakukan tindakan yang anarkis, kepolisian akan menggunakan cara-cara yang humanis untuk menghalau massa memasuki Madiun.
"Namun, jika dilarang mereka tetap nekat dan bahkan melakukan perlawanan serta tindakan anarkis, maka polisi akan menindak tegas sesuai hukum yang berlaku," kata dia.
AKBP Tony menambahkan, dalam pengamanan Suran Agung kali ini pihaknya akan menyiagakan sebanyak 1.700 personel gabungan. Personel tersebut berasal dari Polres Madiun, TNI, polres jajaran sekitar, dan Satgas Sentot Prawirodrdjo yang beranggotakan perwakilan 11 perguruan pencak silat di Madiun.
Jumlah tersebut lebih banyak dari personel yang dilibatkan untuk mengamankan perayaan 1 Suro tanggal 14 Oktober lalu yang digelar oleh pesilat Persaudaraan Setia Hati Terate.
Ia ingin agar setiap acara Suran Agung, suasana di Madiun tidak mencekam seperti tahun-tahun sebelumnya. Sebaliknya, Suran Agung dijadikan ikon yang dapat menarik wisatawan, apalagi di Madiun sudah terdapat Paguyuban Pencak Silat dengan slogan Madiun Kampung Pesilat.
Ia berharap, perayaan Suran Agung oleh pesilat Persaudaraan Setia Hati Tunas Muda Winongo dapat berjalan kondusif sama seperti perayaan 1 Suro oleh pesilat Persaudaraan Setia Hati Terate. (*)