Jember (Antara Jatim) - Dinas Perikanan dan Kelautan Jawa Timur melakukan penananam dan transplantasi terumbu karang buatan di delapan kabupaten di wilayah provinsi setempat untuk melestarikan ekosistem laut.
Delapan kabupaten yang mendapat program bantuan terumbu karang buatan adalah Kabupaten Jember, Trenggalek, Lumajang, Blitar, Banyuwangi, Tulugagung, Gresik, dan Pacitan.
"Setiap tahun kami membuat program pembuatan terumbu karang buatan untuk ditanam di sejumlah perairan dan tahun ini ada delapan kabupaten/kota yang mendapat bantuan itu," kata Analis Konservasi dan Rehabilitasi Sumber Daya Kelautan Dinas Perikanan dan Kelautan (DKP) Jatim, Titin Lutfianah, di Kabupaten Jember, Kamis.
Kegiatan transplantasi dan penananam terumbu karang di perairan Pantai Pasir Putih Malikan (Papuma) di Jember melibatkan sebanyak 10 anggota kelompok nelayan bersama lima penyelam DKP Jawa Timur dan petugas Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan (Disperikel) Jember.
"Kondisi terumbu karang di Jatim cukup mengkhawatirkan, sehingga diharapkan dengan kegiatan transplantasi dan penanaman terumbu karang di delapan daerah itu bisa merehabilitasi ekosistem bawah laut," paparnya.
Menurutnya, keberadaaan terumbu karang buatan itu diharapkan dapat memulihkan pertumbuhan terumbu karang dan menjadi tempat berkembang biaknya ikan, sehingga hasil tangkapan nelayan bisa meningkat.
"Selain itu, banyaknya terumbu karang dapat dijadikan salah satu destinasi wisata bawah laut di pesisir pantai yang dapat menarik minat wisatawan," katanya.
Ia menjelaskan terumbu karang yang ditanam di perairan Pantai Papuma Jember menyerupai bentuk setengah lingkaran yang dibuat dari beton karena bentuk tersebut dinilai kuat untuk menahan arus atau gelombang laut yang cukup deras.
"Dengan bentuk setengah lingkaran, bibit terumbu karang yang ditancapkan media beton itu tidak mudah hancur diterjang gelombang laut yang cukup deras," ujarnya.
Titin mengatakan sebagian besar kerusakan terumbu karang di Jatim disebabkan oleh faktor manusia yakni nelayan yang melakukan penangkapan dengan bahan peledak dan alat tangkap yang cukup besar.
"Sedangkan faktor alam yang dominan merusak terumbu karang adalah 'global warming' yang menyebabkan suhu air laut panas hingga menyebabkan terumbu karang cepat memutih dan rusak," paparnya.
Ia mengimbau semua pihak ikut menjaga kelestarian ekosistem laut, sehingga terumbu karang dapat berkembang biak dan meningkatkan produksi ikan yang ditangkap para nelayan karena terumbu karang tersebut dapat menjadi rumah bagi ikan-ikan. (*)