Kediri (Antara Jatim) - Rektor UNP PGRI Kediri, Jawa Timur, Sulistyono, mengatakan status nonkatif pada kampus itu oleh Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek-Dikti) tidak memengaruhi aktivitas perkuliahan.
"Kegiatan perkuliahan terus. Kami fokus pada perbaikan manajemen dan pada tahun ini kami tidak terima mahasiswa baru," katanya di Kediri, Sabtu.
Ia mengatakan manajemen kampus melakukan perbaikan internal, seperti verifikasi dosen. Dari 251 dosen yang tercatat, setelah diverifikasi hanya ada 164. Saat ini, kampus tengah mengajukan untuk tambahan tenaga dosen sampai 86 dan belum divalidasi. Selain itu, juga mengajukan tambahan sekitar 70 orang lagi.
Ia berharap, dengan jumlah dosen yang diajukan saat ini, nantinya ideal untuk memberikan perkuliahan. Jumlah mahasiswa yang terdata sekitar 17 ribu, yang semunya sudah diverifikasi.
Untuk program selanjutnya, ia juga mengatakan akan menata lagi program perkuliahan antara yang reguler dan nonreguler. Kampus nantinya akan menerapkan hanya satu sistem perkuliahan, sehingga tidak ada lagi pemisahan.
"Ke depan, kami hanya akan miliki satu sistem perkuliahan. Kami berharap status kembali diaktifkan, sehingga secepatnya kami lakukab perbaikan agar sesuai dengan standar," katanya.
Ia mengakui, jumlah mahasiswa yang nonreguler cukup besar, sekitar 7.000 mahasiswa yang terbagi di tiga program yaitu penjaskes, bimbingan dan konseling, serta PG-PAUD.
Sulistyono juga mengatakan natinya akan menambah sejumlah bangunan yang digunakan sebagai kegiatan perkuliahan. Hal itu dilakukan menyusul rencana dari kampus yang akan menggunakan satu sistem dalam perkuliahan.
Empat kampus di Jatim statusnya nonaktif, yaitu UNP PGRI Kediri, Universitas PGRI Ronggolawe Tuban, IKIP Budi Utomo Malang, dan IKIP PGRI Jember. Perbaikan terus dilakukan manajemen kampus, termasuk dari UNP PGRI Kediri. (*)