Lamongan, (Antara Jatim) - Kapasitas air di beberapa waduk Kabupaten Lamongan, Jawa Timur mencukupi untuk memenuhi kebutuhan air pada kemarau yang diprediksi panjang pada tahun 2015, kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Pemkab Lamongan, Supandi.
"Sampai dengan 10 Juni 2015, dari total kapasitas 110.608.905 meter kubik di 44 waduk dan rawa yang dibawah pengelolaan PU, saat ini masih terisi air hingga 75.195.100 meter kubik atau sebesar 67,98 persen," ucap Supandi di Lamongan, Jawa Timur, Selasa.
Ia mengatakan, tingginya kapasitas waduk disebabkan tingginya curah hujan di wilayah Lamongan pada periode Nopember 2014 hingga Mei 2015 yang mencapai 95 persen.
Meski demikian, Supandi meminta agar para petani di Lamongan untuk menyesuaikan pola tanam dengan Rencana Tata Tanam Global (RTTG) yang telah disepakati bersama.
"Jika petani banyak melakukan penanaman padi di musim tanam ketiga ini, maka tandon air itu diperkirakan tidak akan bisa mencukupi kebutuhan," ucapnya.
Sebab, kata Supandi, berdasarkan data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) musim kemarau tahun 2015 diperkirakan masih akan berlangsung hingga Desember, bahkan Januari 2016.
"Oleh karena itu, bila menggunakan pola tanam yang tidak sesuai dengan RTTG akan mengganggu musim tanam tahun depan," katanya.
Supandi mengimbau agar petani konsisten menanam Palawija pada musim tanam ketiga, karena akan tersedia cadangan air sekitar 25 persen untuk menyongsong musim penghujan mendatang.
"Kalau menanam komoditas yang sama di musim tanam ketiga, siklus hidup hama dikhawatirkan tidak akan bisa terputus. Sehingga produksi pertanian di musim tanam mendatang bisa dimungkinkan terganggu hama," katanya.
Sementara, berdasarkan data dari Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Lamongan kapasitas air berbeda-beda, seperti di Kecamatan Sugio, kapasitas air di Waduk Gondang yang memiliki kapasitas maksimal 23.712.500 meter kubik, saat ini masih terisi 72,97 persen atau sebesar 17.304.000 meter kubik.
Sedangkan di Waduk German saat ini masih terisi 1.171.875 meter kubik air, atau sebanyak 94,70 persen dari kapasitasnya yang sebesar 1.237.500 meter kubik.
Namun, ada juga beberapa waduk yang cadangan airnya sudah menipis, seperti Waduk Prijetan di Kecamatan Kedungpring yang menyisakan 5.384.167 meter kubik air, atau sebesar 59,82 persen dari kapasitas maksimalnya yang sebesar 9 juta meter kubik.
Sedangkan Waduk Joto di Kecamatan Tikung dengan kapasitas maksimal bisa mencapai 1 juta meter kubik, kini hanya menyisakan 266.945 meter kubik atau 26,69 persen.
Kemudian Waduk Legoh di Kecamatan Karanggeneng yang memiliki kapasitas 350.900 meter kubik, kini hanya menyisakan air 16.160 meter kubik atau 4,61 persen.
Bahkan, kata Supandi untuk Waduk Kuripan yang berada di Kecamatan Babat, kini hanya menyisakan air 0,39 persen dari kapasitas maksimalnya yang sebesar 80 ribu meter kubik atau tersisa sekitar 8 meter kubik saja.(*)