Jakarta (Antara Jatim) - PT Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO) memberikan apresiasi terhadap sejumlah vendor berprestasi guna meningkatkan pengembangan industri minyak dan gas bumi di Tanah Air. "Upaya itu sekaligus bertujuan mendapatkan dukungan dari kalangan vendor. Apalagi, tahun depan kami mencapai proper emas," kata Vice President PT PHE WMO, Boyke Pardede, saat Vendor Consultation Forum 2015 di Mandira Ballroom Gedung Sasana Kriya, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta, Selasa. Menurut dia, kegiatan itu diikuti 150 vendor dari Jakarta, Jawa Timur, Bandung, Ujung Pandang dan kota lain di Indonesia. Sementara, para vendor penerima penghargaan itu antara lain PT Clariant (The Best Safety Performance Award), PT Paka Mitra (The Best Supplier Performance Award), dan PT Krisvita Sandwipa Putra (The Best Supplier Performance Award for East Java Region). "Kemudian, CV Nangkano Karya Pratama (The Best HSE Improvement Award), dan PT Triguna Mandala (The Best Service Performance Award)," ujarnya. Selain itu, jelas dia, pihaknya berbagi informasi tentang regulasi baru tentang bisnis hulu migas di Tanah Air, procurement, HSE, dan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) dalam bisnis migas. Bahkan, pentingnya audit kepatuhan oleh para vendor, dan lainnya. "Dengan harga minyak sekarang turun 50 persen dibandingkan pertengahan tahun 2014 yang pernah mencapai lebih dari USD 100 per barel, kami mampu kerja dengan baik kalau antara PHE WMO dan rekanan ada kerja sama untuk mencari solusi dari kondisi makro ini," katanya. Hal tersebut, tambah dia, disebabkan 70-80 persen dari aktivitas proyek maupun kegiatan pendukung lainnya di PHE WMO harus bersinergi dengan vendor. Sementara, dikarenakan harga minyak turun sekitar 50 persen dibanding Juni 2014 maka ada sejumlah proyek ditunda pelaksanaannya. "Beberapa proyek itu rencananya dilakukan pada tahun 2015 dan 2016," katanya. Di sisi lain, sebut dia, saat ini tak hanya PT Pertamina dan sejumlah anak perusahaannya yang memotong capex dan opex seiring jebloknya harga minyak mentah di dunia. Bahkan, korporasi hulu migas lainnya di dunia mengambil langkah serupa. Contoh, Exxon Mobil memotong alokasi anggaran untuk belanja modal sebesar 34 miliar dolar AS atau 12 persen dibandingkan tahun lalu. "Kemudian, Chevron (produsen minyak mentah terbesar di Indonesia) memotong alokasi anggarannya 13 persen dibanding tahun lalu atau setara 35 miliar dolar AS, Shell Belanda memotong 15 miliar dolar AS, Total Perancis memotong dua miliar dolar AS atau 30 persen dibanding tahun lalu," katanya. Namun, lanjut dia, untuk PHE WMO terjadi pemotongan capex sebesar 45 persen dan opex sebesar 10 persen dibanding tahun 2014. Selain itu, pihaknya menyampaikan terima kasih atas dukungan para vendor sehingga PHE WMO menerima penghargaan the Best Reporting dari SKK Migas pada acara Indonesia SCM Summit 2015 di Jakarta Convention Centre yang diserahkan langsung oleh Kepala SKK Migas, Amien Sunaryadi. "Penghargaan tersebut kami terima karena PHE WMO adalah KKKS terbaik yang mampu memberikan laporan dengan kriteria ketepatan waktu, data, dan kelengkapan laporan. Kami harap kerja sama dengan vendor bisa ditingkatkan pada masa mendatang," katanya.(*)
Berita Terkait

Pertamina EP temukan sumur baru di area Nort West Benuang
29 Mei 2025 16:30

PHE catatkan pertumbuhan produksi capai 8 persen dalam 10 tahun terakhir
5 Juni 2024 14:31

Pelindo Marines menangkan tender Kapal Tunda untuk operasional Migas
31 Agustus 2023 19:51

PHE WMO raih "Proper Emas" ke-4 kalinya
30 Desember 2022 15:46

Pertamina Hulu Energi perluas pasar UMKM Jatim melalui daring
21 Mei 2022 07:19

Pertamina SHU Regional 4 WMO bagikan ribuan paket sembako
7 Mei 2021 18:26

PHE WMO bantu bangkitkan wisata Pantai Tlangoh Bangkalan
7 Januari 2021 09:06