30 Tewas dalam Serangan Udara ISIS di Irak
Selasa, 7 April 2015 8:55 WIB
Baghdad (Antara) - Sebanyak 30 orang tewas dan 27 orang lagi cedera pada Senin (6/4), dalam serangan udara koalisi pimpinan AS dan bentrokan dengan petempur ISIS, kata satu sumber keamanan.
Di Provinsi Salahudin, 13 anggota ISIS --termasuk petempur asing-- tewas ketika pasukan keamanan mematahkan serangan puluhan petempur ISIS terhadap beberapa posisi militer di dekat Desa Mazraa, tepat di selatan Kota Kecil Baiji, tempat kilang minyak yang terletak sekitar 200 kilometer di sebelah utara Baghdad, kata Kolonel Saad Nufous, Kepala Polisi Baiji melalui telepon kepada Xinhua.
Tentara juga berhasil merebut senjata dan kendaraan yang ditinggalkan oleh petempur ISIS saat mereka mundur dari lokasi bentrokan, kata Nufous.
Masih di provinsi tersebut, sebanyak delapan anggota pasukan keamanan tewas dan 13 orang lagi cedera dalam bentrokan terpisah di sebelah barat Kota Samarra, sekitar 120 kilometer di sebelah utara Baghdad, di ladang minyak Allas dekat Kota Kecil Alam dan daerah Al-Fatha di sebelah utara Baiji, kata satu sumber keamanan provinsi yang tak ingin disebutkan jatidirinya kepada Xinhua.
Provinsi Salahudin telah menjadi ajang serangan terbesar di Irak sejak 2 Maret, dengan melibatkan sebanyak 30.000 prajurit Irak dan ribuan anggota milisi Sunni dan Syiah yang bersekutu. Serangan itu bertujuan merebut kembali bagian utara provinsi tersebut, termasuk Tikrit dan desa serta kota kecil penting lain, dari anggota ISIS.
Di Provinsi Anbar di Irak Barat, serangan udara pimpinan AS menghantam satu kelompok gerilyawan ISIS di satu jemabatan di sebelah selatan Kota Fallujah, yang dikuasai kelompok fanatik tersebut dan berada 50 kilometer di sebelah barat Baghdad. Sembilan gerilyawan tewas dan 14 orang lagi cedera, selain satu jembatan rusak, kata satu sumber keamanan provinsi yang tak ingin disebutkan jatidirinya.
Kelompok ISIS telah merebut beberapa bagian provinsi terbesar di Irak, Anbar, dan berusaha bergerak maju ke arah Baghdad, tapi beberapa serangan balasan oleh pasukan keamanan dan anggota milisi Syiah telah memaksa mereka mundur.
Situasi keamanan di Irak telah memburuk secara drastis sejak Juni tahun lalu, ketika bentrokan berdarah berkecamuk antara pasukan keamanan Irak dan anggota ISIS. (*)