BPBD Bojonegoro Tetap Waspadai Ancaman Banjir
Jumat, 6 Maret 2015 12:20 WIB
Bojonegoro (Antara Jatim) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, tetap mewaspadai ancaman banjir luapan Bengawan Solo, juga banjir bandang yang ditimbulkan dari anak sungai di daerahnya, sampai akhir Maret.
"Meskipun saat ini kondisi Bengawan Solo di Bojonegoro di bawah siaga banjir, kewaspadaan menghadapi ancaman banjir tetap kita lakukan," kata Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Bojonegoro Sukirno, di Bojonegoro, Jumat.
Ia menjelaskan kewaspadaan dalam menghadapi ancaman banjir tersebut, juga sesuai instruksi BPBD Provinsi Jatim, dengan mengacu curah hujan yang terjadi selama Maret. Sesuai prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Karangploso, Malang, curah hujan selama Maret masih berpotensi menimbulkan banjir.
"Kami tetap melakukan pemantauan ketinggian air Bengawan Solo, meskipun airnya dibawah siaga banjir," tandasnya.
Sesuai data di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro, ketinggian air Bengawan Solo pada papan duga di Bojonegoro, dibawah siaga banjir dengan ketinggian, mencapai 11,09 meter, Jumat pukul 11.00 WIB.
"Ketinggian air di daerah hulu, Ngawi juga Solo, Jawa Tengah, juga aman tidak terjadi banjir," jelas petugas Posko UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro Suyono, menegaskan.
Namun, menurut dia, dalam waktu bersamaan ketinggian air Bengawan Solo di daerah hilir lainnya masih masuk siaga banjir.
Ia menyebutkan ketinggian air Bengawan Solo, Babat, Laren/Plangwot, Karanggeneng dan Kuro, Lamongan, masing-masing 7,11 meter (siaga I), 5,08 meter (siaga II), 3,38 meter (siaga I) dan 1,69 meter (siaga I).
"Tapi ketinggian air Bengawan Solo di hilir Jawa Timur, akan terus surut sepanjang tidak ada tambahan air hujan lokal dan dari daerah hulu," jelas dia.
Kasi Operasi UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro Mucharom, menjelaskan kondisi Bengawan Solo di daerah hilir Jawa Timur, selama musim hujan ini tidak menimbulkan banjir besar.
"Air hujan dari daerah hulu, Jawa Tengah, turunnya tidak bersamaan, sehingga tidak menimbulkan banjir di daerah hilir," katanya, menegaskan.
Ia menambahkan Bengawan Solo, akan menimbulkan banjir besar di daerah hilir Jawa Timur, kalau secara bersamaan di daerah hulu terjadi banjir, juga di Ngawi dan sekitarnya, ditambah hujan deras di hilir.
"Kami tetap meminta daerah hilir waspada, sebab curah hujan selama Maret masih berpotensi menimbulkan banjir," katanya, menegaskan. (*)