Kemenpar Bantu Promosi Wisata Banyuwangi Rp1,5 Miliar
Minggu, 1 Maret 2015 13:07 WIB
Banyuwangi (Antara Jatim) - Kementerian Pariwisata mendukung promosi pariwisata Banyuwangi, Jawa Timur, dengan dana Rp 1,5 miliar yang difokuskan pada kegiatan "Banyuwangi Festival 2015".
"Dukungan itu terutama pada atraksi wisata yang berskala besar, seperti Festival Gandrung Sewu, International Tour de Banyuwangi Ijen, dan Banyuwangi Ethno Carnival. Kami berterima kasih kepada Pak Arief Yahya yang terus mendukung pengembangan pariwisata daerah," kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas saat dihubungi di Banyuwangi, Minggu.
Ia mengemukakan bahwa pariwisata ikut membantu menggerakkan ekonomi Banyuwangi, bahkan sektor ini lebih cepat mendatangkan perputaran ekonomi dibanding sektor lain, seperti industri.
Sebelumnya, saat peluncuran Banyuwangi Festival 2015, Sabtu (28/2), Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan kementeriannya akan membantu promosi atraksi wisata yang bisa menarik perhatian wisatawan dalam skala besar, baik wisatawan asing maupun domestik.
Arief memuji inisiatif Banyuwangi yang dalam tiga tahun terakhir rutin menghelat berbagai atraksi wisata melalui Banyuwangi Festival. Semakin banyak daerah punya inisiatif menghadirkan atraksi wisata, pengembangan dunia pariwisata nasional bakal semakin cepat.
Banyuwangi Festival adalah agenda wisata tahunan yang digelar sejak 2012. Dalam setahun, terdapat lebih dari 30 kegiatan wisata, mulai wisata budaya hingga wisata olahraga.
Namun, Arief menyadari bahwa promosi masih menjadi kendala. Tidak hanya bagi daerah, pemerintah pusat juga mempunyai banyak keterbatasan dalam upaya melakukan promosi.
Saat ini, katanya, memang ada sarana promosi melalui media sosial yang pada dasarnya cukup murah bahkan gratis, namun tetap dibutuhkan tim yang kuat dengan biaya yang tak sedikit.
Adapun promosi iklan, katanya, baik di media maupun iklan luar ruang juga memerlukan biaya. Demikian pula aktivasi melalui event di berbagai tempat publik butuh biaya yang tak murah.
"Promosi ini penting. Kalau ada yang bilang potensi destinasi itu tak perlu dipromosikan, berarti orang itu pemahamannya inward looking. Malaysia, Thailand, Tiongkok, dan Singapura, semuanya promosi besar-besaran," tutur mantan Dirut PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) tersebut.
Karena itulah, sambung Arief, apa yang sudah dilakukan Banyuwangi untuk mengembangkan pariwisatanya perlu didorong lebih kuat melalui promosi yang masif.
"Kementerian Pariwisata punya jaringan. Kami siapkan dananya juga. Saya janji, jika tahun ini Banyuwangi tampil lebih bagus dengan semakin banyak wisatawan, tahun depan saya naikkan fasilitasi promosinya," ujarnya.
Arief juga berharap pariwisata bisa menjadi "leading sector" di Banyuwangi yang dipadukan dengan sektor pertanian. "Leading sector berarti semua ikut mendukung. Dinas Pekerjaan Umum bangun jalannya, dinas lain bantu pengembangan kerajinan rakyatnya dan sebagainya," katanya.
Namun, untuk wisata minat khusus petualangan, pendekatannya berbeda. Misalnya, kondisi jalan dibiarkan apa adanya, bahkan diperlukan kendaraan untuk melintasi sungai demi memacu adrenaline wisatawan.
"Karena pariwisata itu ada segmen pasarnya masing-masing," ujar Arief.
Bupati Anas menambahkan pengembangan wisata di daerahnya terus didorong. Untuk menjamin keberlanjutannya, disusun Peraturan Daerah terkait pariwisata sehingga kebijakannya bisa berkesinambungan meski kelak berganti pemimpin daerah.
"Kami juga menyiapkan sejumlah destinasi baru tahun ini, seperti revitalisasi Pantai Boom dan pembangunan Grand Watudodol. Green airport juga bakal beroperasi tahun ini," tutur Anas. (*)