Rakyat Palestina Kutuk Pembakaran Masjid di Tepi Barat
Kamis, 26 Februari 2015 7:53 WIB
Ramallah, Tepi Barat, (Antara/Xinhua-OANA) - Rakyat Palestina pada Rabu (25/2) secara resmi dan terbuka telah mengutuk pembakaran satu masjid di satu desa di dekat Bethlehem, Tepi Barat Sungai Jordan, oleh pemukim Yahudi.
Perbuatan pemukiman Yahudi itu membuat berang rakyat Palestina, yang memperingatkan bahwa pembakaran masjid Palestina akan berujung pada perang agama menyeluruh di seluruh wilayah tersebut.
Masjid itu dibakar pada Rabu pagi oleh pemukim Yahudi di Desa Jab\'aa di dekat Bethlehem, kata beberapa saksi mata.
No\'man Hamdan, pemimpin desa tersebut, mengatakan kepada Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis pagi-- beberapa pemukim Yahudi menyerbu desa itu. Mereka memecahkan kaca jendela masjid, menyiramkan bahan yang mudah terbakar, membakar masjid tersebut dan mencorat-coret temboknya dengan tulisan yang berisi seruan untuk membunuh orang Arab dan Muslim.
Ia menambahkan ketika warga desa melihat asap dan api, mereka segera bergegas untuk memadamkannya. \"Ini adalah serangan serius,\" kata Hamdan.
Sejauh ini tak ada pejabat Israel yang berkomentar mengenai perbuatan pemukim Yahudi tersebut. Namun, media Israel melaporkan bahwa setelah pemukim Yahudi membakar masjid itu, tentara Israel \"dikerahkan ke daerah tersebut, sementara polisi Israel melakukan penyelidikan mengenai serangan terhadap masjid itu\".
Hakim Kepala Palestina Mahmoud Habbash menganggap pemerintah Israel bertanggung-jawab atas pembakaran masjid tersebut. Ia berkata, \"Pembakaran masjid adalah jalur babak rasisme yang berlangsung dan memperlihatkan betapa tak pedulinya kaum pendudukan Israel dan pemukim terhadap tempat agama dan tempat suci umat Muslim.
Beberapa masjid telah dibakar selama beberapa bulan belakangan oleh pemukim Yahudi di berbagai desa di Tepi Barat. Dalam beberapa kasus, pemukim Yahudi biasanya menuliskan corat-coret di tembok masjid untuk menyerukan dibunuhnya orang Arab dan Muslim.
Kementerian Urusan Luar Negeri Palestina mengatakan dalam satu siaran pers bahwa pembakaran masjid dan penulisan corat-coret anti-Islam dan anti-Arab adalah kejahatan besar. Ditambahkannya, \"Perbuatan serius ini bertujuan menyulut pertikaian agama dan menumbuh-kembangkan suasana bagi perang agama.\"
\"Perbuatan semacam ini secara jelas memperlihatkan fanatisme di dalam masyarakat Israel tumbuh subur,\" kata pernyataan itu. Kementerian tersebut menganggap pemerintah Israel sepenuhnya bertanggung-jawab atas kejahatan semacam itu dan menyerukan campur tangan masyarakat dunia untuk menekan Israel agar menghentikan perbuatan semacam itu.
Sementara itu, Mohamed Hussein, Mufti Islam (Imam Kepala) di Jerusalem dan Kota Suci, mengatakan di dalam satu pernyataan bahwa pemerintah Israel dengan sengaja mengincar tempat suci umat Muslim menjadi bagian dari kampanye pemilihan umum sayap-kanan.
Hassan Khater, pemimpin Jerusalem International Center (Al-Quds), juga mengatakan di dalam satu pernyataan pers bahwa tindakan terus-menerus Israel untuk melakukan pelanggaran terhadap masjid Palestina dan tempat suci lain umat Muslim memperlihatkan ketidak-pedulian Israel terhadap perasaan 1,5 miliar orang Muslim di seluruh dunia.
Di Jalur Gaza, Sami Abu Zuhri --Juru Bicara Gerakan Perlawanan Islam (HAMAS)-- mengatakan di dalam siaran pers yang dikirim melalui surel bahwa tindakan itu memperlihatkan gambaran terorisme Israel, yang dipraktekkan oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu setiap hari terhadap rakyat Palestina.
Kelompok Jihad Islam di Jalur Gaza juga mengutuk tindakan tersebut. Kelompok itu mengatakan di dalam siaran pers yang dikirim melalui surel bahwa teroris Yahudi tak pernah berhenti membidik umat Muslim, harta, tanah serta tempat suci mereka, dan keberadaa mereka di Palestina. (*)