Warga Kalianyar Bondowoso Sediakan Penginapan Gratis Turis
Selasa, 27 Januari 2015 12:53 WIB
Bondowoso (Antara Jatim) - Dua warga Desa Kalianyar, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, rela menyediakan rumahnya untuk tempat turis asing menginap gratis.
Slamet dan Joni Susanto, kedua warga itu kepada Antara di Bondowoso, Selasa menjelaskan bahwa apa yang mereka lakukan bertujuan untuk jangka panjang dalam rangka mengembangkan desanya menjadi desa wisata.
"Untuk saat ini kami memang tidak berorientasi keuntungan materi. Bahkan mungkin biarlah anak cucu dan masyarakat banyak di sini yang akan menikmati jika Desa Kalianyar ini kelak menjadi jujukan utama turis mancanegara," kata Slamet.
Ia menjelaskan bahwa dirinya menyediakan rumahnya untuk ditempati turis asing meningap sejak 2004. Hingga kini, dia sudah menerima sekitar 20 turis, sementara Joni lebih sedikit karena baru mulai menerima tamu sejak 2008.
Slamet dan Joni mengemukakan banyak hal yang ingin mereka raih dengan menyediakan penginapan gratis kepada turis yang senang dan tidak memilih lokasi wisata yang sudah memiliki nama besar di dunia internasional itu.
Selain kepedulian sosial untuk mengembangkan desa dan Bondowoso secara umum agar menjadi incaran para turis sehingga meningkatkan ekonomi masyarakat, mereka juga ingin mengembangkan kemampuan berbahasa Inggris.
"Saya ingin belajar bahasa Inggris dan jika berhubungan langsung dengan turis, maka belajar akan lebih mudah. Saat turis sudah di sini, saya juga ingin merangsang kaum muda di Kalianyar juga untuk belajar bahasa Inggris," katanya.
Karena itu, katanya, sejumlah turis yang menginap di Kalianyar selalu ia ajak untuk mengunjungi sekolah-sekolah agar mereka dapat berinteraksi dengan para siswa. Hal itu juga merupakan bentuk komitmen dirinya dengan turis sebelum turis itu datang ke Kalianyar.
Joni mengaku menjadi murid pertama Slamet dalam belajar bahasa Inggris. Meskipun awalnya sangat sulit karena waktu di sekolah pelajaran itu dianggapnya sebagai "musuh", akhirnya Joni bisa berbicara bahasa Inggris dengan turis.
"Awalnya salah-salah, tapi dengan berani bicara akhirnya bisa juga, meskipun sampai sekarang terus belajar," katanya.
Mengenai kontribusi para turis terhadap dirinya, ia mengemukakan biasanya ketika pulang mereka memberi ganti uang listrik dan air. Namun demikian, Joni dan Slamet seringkali menolak pemberian itu karena para turis itu sudah dianggap seperti keluarga.
Agar berkontribusi bagi masyarakat sekitar, meskipun diakuinya belum begitu besar, para turis sesekali diminta untuk makan di warung-warung yang ada di Kalianyar.
Meskipun diakuinya tidak mudah, karena Joni dan Slamet sudah memiliki keluarga, namun mereka akan terus berjuang untuk menjadikan Kalianyar sebagai tempat wisata internasional.
"Alhamdulillah istri saya nrima dengan apa yang saya lakukan, demikian juga dengan istri Mas Slamet," kata Joni.(*)