Perolehan Air Waduk Pacal Bojonegoro Masih Minim
Jumat, 23 Januari 2015 20:27 WIB
Bojonegoro (Antara Jatim) - Perolehan air Waduk Pacal di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, masih minim baru sekitar 7 juta meter kubik, jauh di bawah volume tahun lalu dalam waktu bersamaan yang bisa mencapai 22 juta meter kubik.
Kasi Operasi Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro Mucharom, Jumat, mengatakan, Waduk Pacal biasanya sudah penuh terisi air saat memasuki bulan Januari.
"Tapi curah hujan yang terjadi selama Januari ini tergolong rendah, hanya berkisar 20-50 mm, dan hanya sekali di atas 100 mm," tuturnya.
Selain itu, lanjutnya, air Waduk Pacal di Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang, sempat dikeluarkan sebesar 5 meter kubik/detik, untuk memenuhi kebutuhan tanaman padi di daerah irigasinya, sejak 14 Januari sampai 21 Januari.
"Kalau sekarang pintu pengeluaran Waduk Pacal sudah ditutup, sebab sudah tidak ada permintaan air dari petani," jelasnya.
Ia menyebutkan dengan perolehan air saat ini sekitar 7 juta meter kubik tersebut ketinggian air pada papan duga mencapai 108 meter.
Namun, menurut dia, daya tampung air di Waduk Pacal tahun ini akan berkurang sekitar 5 juta meter kubik, karena pengaruh perbaikan bangunan pelimpas yang jebol masih belum permanen.
"Semula Waduk Pacal mampu menampung sekitar 23 juta meter kubik, dengan ketinggian air pada papan duga maksimal 116 meter, sebelum bangunan pelimpas jebol," katanya, menegaskan.
Lebih lanjut ia menjelaskan kalau saja perolehan air Waduk Pacal musim hujan tahu ini tidak bisa maksimal, akan menimbulkan permasalahan dalam pembagian air di musim kemarau.
"Kalau memang Waduk Pacal tidak bisa menampung air secara maksimal, maka harus ada perhitungan ulang pemanfaatan air untuk areal pertanian di sepanjang daerah irigasinya," paparnya.
Kasi Pengelolaan Pemanfaatan Sumber Air Dinas Pengairan Bojonegoro Rudianto, menjelaskan pihaknya sudah menetapkan pola tanam di daerah irigasi Waduk Pacal tahun ini yaitu Padi-Padi-Palawija.
"Kalau musim kemarau tahun ini ada petani yang nekad menanam tanaman padi jelas tidak mungkin bisa memperoleh pasokan air Waduk Pacal, sebab daya tampung waduk berkurang," tandasnya.
Data di kantor Dinas Pengairan, Waduk Pacal memiliki daerah irigasi pertanian seluas 16.624 hektare di sejumlah desa di Kecamatan Sukosewu, Balen, Kapas, Sumberrejo, Kepohbaru, dan Baureno.
Pada awal dibangun Belanda pada 1933, Waduk Pacal mampu menampung air mencapai 42 juta meter kubik. Namun sekarang daya tampungnya menurun, disebabkan sedimen yang masuk waduk mencapai 15 ribu meter kubik per tahun, yang dipengaruhi rusaknya daerah tangkapan air di wilayah setempat. (*)