Pemkab Bojonegoro Waspadai Peredaran Daging Babi Hutan

Bojonegoro (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro, Jawa Timur, memastikan daging babi hutan yang banyak diketemukan beredar di daerah tertentu tidak ada yang dijual di pasar tradisional, dengan label daging sapi. "Kami yakin daging babi hutan tidak ada yang beredar di pasar tradisional, sebab peredaran daging bagi hutan hanya di kalangan tertentu ," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Pemkab Bojonegoro Basuki, di Bojonegoro, Jumat. Ia menjelaskan di daerahnya, di antaranya, di Kecamatan Tambakrejo, dan di Kecamatan Margomulyo, yang berbatasan dengan Ngawi, banyak ditemukan daging babi hutan, bahkan juga daging kijang yang dijual para pedagang makanan. "Peredaran daging babi hutan hanya di kalangan tertentu, di warung-warung makanan terutama ke Padangan Bojonegoro kearah Ngawi. Itupun hanya ada ketika ada pemburu yang memperoleh babi hutan atau kijang," katanya, menegaskan. Meski demikian, ia meminta masyarakat tetap teliti dalam membeli daging sapi di pasar tradisional, agar tidak keliru dengan daging babi hutan. Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Pemkab Bojonegoro Subekti, membenarkan beredarnya daging babi hutan di Kecamatan Tambakrejo, dan sekitarnya. "Kami minta masyarakat waspada kalau membeli daging sapi agar tidak keliru dengan daging babi hutan," tandasnya. Oleh karena itu, menurut dia, masyarakat harus mampu mengetahui ciri-ciri daging babi hutan, dibandingkan dengan daging sapi, agar tidak keliru dalam membeli daging sapi di pasar tradisional. Ia memberikan gambaran daging sapi dan daging babi hutan memiliki perbedaan yang khusus, di antaranya, serat daging sapi lebih halus dibandingkan dengan daging babi hutan. Yang lebih penting lagi, katanya, masyarakat juga harus mampu memilih daging sapi yang kualitasnya bagus yaitu kalau dipukul dagingnya langsung kembali, dan tidak mengeluarkan cairan. "Kami belum pernah menemukan ada daging sapi gelongongan ditemukan di Bojonegoro," ujarnya. (*)