RSUD Soedono Masih Rawat Pasien Terduga Ebola
Selasa, 4 November 2014 17:51 WIB
Madiun (Antara Jatim) - RSUD dr Soedono Kota Madiun, Jawa Timur, hingga saat ini masih merawat Muklis (29), pasien yang sebelumnya sempat diduga terserang virus ebola, namun kemudian dinyatakan negatif.
Direktur RSUD dr Soedono Madiun, dr Sasongko Sp.A di Madiun, Selasa mengatakan perawatan di ruang isolasi tersebut akan dilakukan sampai hasil laboratorium menyebutkan pasien terbukti bukan terjangkit penyakit ebola.
"Saya tegaskan, pasien masih diisolasi karena kita tidak tahu ada limbah yang keluar dan masuk dari ruangan itu. Seperti sprei kotor dan lain sebagainya. Kalau tidak dikelola dengan baik khawatirnya malah membuat penularan. Kecuali kalau sudah terbukti bukan ebola," ujar dr Sasongko Sp. A, kepada wartawan.
Menurut dia, meski Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan RI menyatakan hasil laboratorium pertama pemeriksaan pasien Muklis negatif ebola, namun pihak rumah sakit milik Provinsi Jawa Timur itu belum berani mencabut status "suspect" ebola dalam perawatan dan penangannya.
Ruang isolasi pasien juga masih disterilkan. Pihak-pihak yang tidak berkepentingan masih dilarang untuk berada di sekitarnya. Rumah sakit juga memperketat jumlah pebesuk, termasuk istri dan keluarga, di ruangan isolasi tempat Muklis dirawat.
Penutupan akses jalan menuju ruang Wijaya Kusuma B lantai 2 tersebut mulai diberlakukan pada Minggu (2/11) sore hingga waktu yang belum ditentukan menunggu hasil resmi dari Kemenkes.
"Jadi jalan itu harus terbebas dari lalu lintas umum, karena kita tidak tahu seberapa tinggi orang yang dirawat itu tingkat infeksinya. Saya minta teman-teman dari pengamanan untuk memblokade daerah itu," kata Sasongko.
Ia menambahkan, kondisi Muklis saat ini semakin membaik. Tim medis terus melakukan pemantauan terhadap perkembangan kondisi pasien.
Seperti diketahui, Muklis (29) warga Gemarang, Kabupaten Madiun, dicurigai terjangkit ebola setelah pulang dari Liberia, Afrika Barat, pada akhir Oktober lalu. TKI yang bekerja di perusahaan kayu tersebut mengalami demam tinggi dan gejala klinis suspect ebola. Sebelumnya, pasien telah didiagnosis tim medis positif malaria. (*)