Surabaya (Antara Jatim) - Sebanyak 99 taruna Akademi Angkatan Laut melakukan latihan bertahan dan mengapung di tengah laut yang dilaksanakan oleh Dinas Penyelaman Bawah Air Komando Armada RI Kawasan Timur, Surabaya. Kepala Bagian Penerangan Akademi Angkatan Laut (AAL) Letkol Laut (KH) Maman Sulaeman di Surabaya, Senin menjelaskan bahwa latihan tersebut dilaksanakan selama tiga hari mulai Minggu (26/10) hingga Selasa (28/10) mendatang. "Para taruna yang berlatih itu adalah taruna AAL tingkat II Angkatan 62. Selain melakukan latihan mengapung di air, mereka juga akan mengikuti sesi berikutnya cara menyelamatkan diri, yaitu melompat dari buritan geladak KRI Karel Satsuit Tubun 356 tanpa menggunakan alat pengapung," katanya. Ia menjelaskan bahwa selain untuk menyelamatkan diri, pada latihan hari ketiga itu para taruna juga berlatih bagaimana cara menyelamatkan korban yang tenggelam di laut. Sementara Perwira Pelaksana Latihan (Palaklat) Kapten Laut (P) Bambang Hermanto mengatakan bahwa kegiatan bertahan di laut dan latihan penyelamatan dari atas kapal itu merupakan pelajaran yang harus diikuti seluruh taruna. "Mengingat para taruna akan menjalani tugas dan hidup sebagai perwira di kapal perang atau KRI," katanya. Sementara iru 19 taruna tingkat III dari Koprs Marinir melaksanakan latihan penyerbuan ke pantai di Komando Latihan Koarmatim, Surabaya dan di Pantai Tebul, Kabupaten Bangkalan, Madura, 21 ¿ 28 Oktober 2014. Para taruna itu mengikuti latihan pendaratan dan latihan pengoperasian perahu karet menggunakan motor tempel. Latihan pendaratan merupakan salah satu sesi latihan yang dilaksanakan para taruna Korps Marinir dengan menggunakan KRI Teluk Ende 517. Pelaksanaan penyerbuan pantai atau yang dikenal dengan operasi amfibi dimulai sekitar pukul 03.00 WIB. Pada sesi latihan selanjutnya, ke-19 taruna melaksanakan kegiatan pengenalan dan praktik mengoperasikan perahu karet dengan menggunakan motor tempel. "Praktik ini merupakan salah satu syarat bagi taruna Korps Marinir dalam melaksanakan latihan operasi amfibi, karena setiap taruna harus mampu dan memahami sarana untuk menuju sasaran, baik menggunakan kendaraan amfibi maupun dengan perahu karet dengan cara didayung atau menggunakan motor tempel," kata Letkol Maman Sulaeman. Menurut dia, latihan dan praktik penyerbuan pantai itu bertujuan membekali para taruna agar memiliki kemampuan dan keterampilan kepemimpinan lapangan dalam melaksanakan taktik pendaratan operasi amfibi. (*)
Puluhan Taruna AAL Latihan Bertahan di Laut
Senin, 27 Oktober 2014 20:08 WIB