Surabaya (Antara Jatim) - Mantan Ketua Umum PBNU KHA Hasyim Muzadi meminta warga nahdliyin tidak tertipu dengan berbagai propaganda menjelang Pilpres 2014, sebab Capres Joko Widodo (Jokowi) bukan PKI, tapi nasionalis tulen. "Sebaiknya, gunakan tata cara yang lazim diterapkan NU untuk mengambil keputusan, gunakan tata cara yang biasa dilakukan ulama sebelum memilih, yakni tabayyun," katanya melalui surat elektronik kepada Antara di Surabaya, Minggu. Pengasuh Pesantren Mahasiswa Al-Hikam Malang dan Depok itu menjelaskan Joko Widodo-Jusuf Kalla adalah pasangan terbaik bagi bangsa Indonesia, terutama warga NU. "Jika ada yang menyebut Joko Widodo bukan Muslim, maka informasi itu harus dicek kebenarannya. Tabayun harus dilakukan agar tak tertipu informasi sesat yang beredar luas di masyarakat," katanya. Menurut dia, Jokowi itu sejak kecil Islam, menjalankan shalat, bahkan shalat malam juga sudah biasa. "Sekolahnya di SD Inpres di dalam negeri. Prestasinya juga terlihat, dari wali kota ke gubernur, dan sekarang jadi calon presiden," katanya. Hasyim menyebut mantan Wali Kota Solo itu ditunjuk oleh Allah untuk menjadi pemimpin di Indonesia, sehingga Joko Widodo akan membawa maslahat bagi Indonesia dan mampu menjaga keutuhan NKRI. "Itu berbeda dengan yang sekolahnya di luar negeri. Nanti bekerja untuk siapa? Mau dibawa ke mana negeri ini? Saya paham betul mulai bapak, ibu, dan semua keluarga Jokowi, serta apa agamanya," katanya. Oleh karena itu, Hasyim Muzadi juga meminta warga NU untuk tidak terjebak fitnah. "Jokowi adalah nasionalis yang tak akan menjual Indonesia kepada asing. Silakan menjelekkan. Yang tidak boleh itu memfitnah. Jokowi dibilang PKI itu tidak betul," katanya. (*)
Hasyim Muzadi: Jokowi Bukan PKI tapi Nasionalis
Minggu, 6 Juli 2014 22:30 WIB