Pasukan Afghanistan Klaim Menang dalam Pertempuran Besar dengan Taliban
Minggu, 29 Juni 2014 5:21 WIB
Kabul, (Antara/AFP) - Pasukan keamanan Afghanistan Sabtu mengklaim kemenangan terhadap serangan Taliban di Provinsi Helmand yang bergolak setelah beberapa hari pertempuran dipandang sebagai ujian bagi pasukan keamanan negara itu saat pasukan yang dipimpin NATO ditarik keluar.
Serangan Taliban di Helmand dimulai pada 19 Juni ketika sedikitnya 800 pejuang meluncurkan serangan berpusat di kabupaten ik Sangin, sarang produksi opium dan pertempuran sengit selama pemberontakan 13 tahun.
"Serangan Taliban telah dipukul kembali, rencana mereka untuk mendapatkan wilayah dan merebut kabupaten telah benar-benar digagalkan. Sekitar 260 dari gerilyawan tewas", kata juru bicara kementerian dalam negeri Afghanistan Sediq Sediqqi kepada AFP.
Sediqqi juga mengatakan, bahwa 28 tentara Afghanistan tewas dalam pertempuran itu.
Taliban bergerak ke provinsi Helmand yang dipandang sebagai ujian terbesar bagi pasukan keamanan Afghanistan sejauh ini di saat "musim pertempuran" musim panas tiba karena pemerintah terkunci dalam kebuntuan atas pemilihan presiden.
Pasukan pemerintah telah memulai dorongan untuk merebut kembali wilayah mereka yang kalah dalam hari-hari awal ofensif, kata Seddiqi, namun kemajuan mereka "lambat" karena daerah-daerah yang Taliban tinggalkan telah di penuhi dengan "ranjau berat".
"Baru kemarin polisi menjinakkan 60 ranjau darat di Kabupaten Sangin," kata Sediqqi.
Seorang petinggi militer Afghanistan di Helmand mengatakan pada hari sebelumnya bahwa para pemberontak juga telah dipukul mundur di tiga kabupaten lain - Kajaki, Nawzad dan Musa Qala - yang mereka telah serang di awal ofensif mereka.
Seorang juru bicara Taliban, Yousuf Ahmadi, menolak klaim yang dibuat oleh pemerintah, mengatakan bahwa pertempuran masih berlangsung di Sangin.
"Mujahidin kami telah menyerang beberapa pos pemeriksaan keamanan di Kabupaten Sangin," kata Ahmadi kepada AFP.
Pertempuran di Helmand terjadi saat misi tempur NATO ditarik mundur pada akhir tahun ini, dan tentara serta polisi Afghanistan berjuang melawan Taliban dengan penurunan dukungan dari koalisi militer pimpinan AS itu.
Bentrokan di Helmand juga mengangkat kekhawatiran ketidakstabilan pada saat politik Afghanistan terjebak dalam jalan buntu selama penghitungan suara pemilu yang sedang berlangsung, dengan calon presiden Abdullah Abdullah menuduh penipuan besar-besaran oleh saingannya Ashraf Ghani.
Pada Rabu, Utusan khusus PBB untuk Afghanistan, Jan Kubis, memperingatkan "meningkatnya ketegangan setelah putaran kedua (pemilihan presiden), termasuk meningkatnya nuansa etnis".
Hasil pemilu yang diperebutkan "dapat mengakibatkan konfrontasi berlarut-larut dan bahaya meluncur jika menjadi kekerasan", tambahnya. (*)