Trenggalek Ajukan Perubahan RTRW Akomodasi Dua Bendungan
Selasa, 10 Juni 2014 11:00 WIB
Trenggalek (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur mulai merancang revisi (perubahan) rencana tata ruang wilayah (RTRW) setempat demi mengakomodasi rencana pembangunan tiga bendungan baru di wilayah tersebut.
"Salah satu usulan pembangunan bendungan baru kawasan Sungai Bagong belum disetujui oleh pemerintah pusat karena tidak masuk dalam RTRW, jadi harus diubah dulu RTRW-nya," kata Bupati Trenggalek Mulyadi, Selasa.
Ia tidak menjelaskan detil perubahan RTRW dimaksud. Namun mengacu pada proposal pembangunan infrastruktur bendungan yang telah diajukan, Kementerian Pekerjaan Umum menghendaki dilampirkannya konsep tata ruang wilayah yang telah mencakup keberadaan bendungan dimaksud berikut pengembangan kawasan lindung serta jarak dengan pemukiman di sekitarnya.
Mulyadi memastikan, perubahan RTRW tersebut segera akan disusulkan untuk "menambal" kekurangan persyaratan pada proposal pembangunan Bendungan Bagong yang berlokasi di Kelurahan Surondakan, Kecamatan Trenggalek.
Usulan pembangunan Bendungan Bagong yang hanya berjarak sekitar enam kilometer dari pusat Kota Trenggalek itu diajukan pemerintah daerah setempat seiring dimulainya proyek Pembangunan Bendungan Tugu senilai Rp550 miliar di perbatasan Trenggalek-Ponorogo, sekitar pertengahan 2013.
Informasinya, proyek infrastruktur bendungan kedua di pinggiran kota Trenggalek itu telah mendapat sinyal positif dari Kementrian PU.
Sejak diajukan setahunan lalu, kata Mulyadi, proses "assesment" (penilaian) telah memasuki tahap "visibillity study" atau studi kelayakan wilayah bahkan detil desain.
"Hanya ada kendala sedikit soal RTRW itu tadi. Insyaallah akan kami ajukan perbaiki dan ajukan lagi segera," tandasnya.
Dari tiga proyek pembangunan bendungan di Kabupaten Trenggalek yang telah diusulkan ke Kementrian PU RI, satu di antaranya (Bendungan Tugu) telah mulai dikerjakan dengan nilai proyek sekitar Rp550 miliar.
Sejak dilakukan peresmian pelaksanaan proyek bendungan yang diproyeksikan sebagai penampung air hujan berkapasitas jutaan kubik tersebut ditargetkan selesai pada 2017.
Namun Mulyadi berharap pengerjaan proyek Bendungan Tugu bisa lebih dipercepat, dengan asumsi hasil survei geologi yang memastikan tidak ditemukan adanya rekahan pada lapisan batuan di area bawah tanah lokasi bendungan.
Sementara untuk Bendungan Kampak, Mulyadi mengatakan proyek untuk mencegah banjir tahunan di wilayah Trenggalek selatan tersebut sampai saat ini masih tahap kajian di tingkat dirjen Kementrian PU. (*)