Presiden Prancis: Boko Haram Ancam Afrika Barat dan Tengah
Minggu, 18 Mei 2014 6:39 WIB
Paris (Antara/Reuters) - Presiden Prancis Francois Hollande Sabtu mengatakan, kelompok pemberontak Nigeria Boko Haram sekarang ancaman bagi Afrika barat dan tengah, dan terkait dengan gerilyawan lainnya, termasuk tangan Al Qaida di Afrika Utara.
"Boko Haram adalah ancaman utama bagi semua Afrika Barat dan Afrika Tengah dan kini terbukti memiliki kaitan dengan AQIM (Al Qaida di Maghreb Islam) serta organisasi-organisasi gerilyawan lainnya," kata Hollande dalam pertemuan puncak para pemimpin Afrika di Paris.
Sebuah rencana komprehensif untuk bertukar informasi, yang mengkoordinasikan tindakan dan melindungi perbatasan yang diperlukan untuk segera dilaksanakan, katanya.
Pemerintah Nigeria dinilai lambat dalam menghadapi Boko Haram. Sejumlah negara termasuk AS menyatakan membantu operasi menemukan ratusan siswi sekolah yang diculik dan diancam akan dijual dalam perbudakan internasional.
Presiden Nigeria Goodluck Jonathan telah menolak gagasan pertukaran tahanan Boko Haram dengan para siswi sekolah yang diculik oleh kelompok itu sebulan lalu, kata menteri Inggris untuk urusan Afrika setelah pembicaraan dengannya di Abuja, Rabu.
"Dia bersikap sangat jelas tidak akan ada perundingan dengan Boko Haram yang terlibat dengan pertukaran siswi-siswi diculik untuk para tahanan mereka," kata Mark Simmonds dalam konferensi pers.
Kelompok gerilyawan, yang menahan lebih dari 200 anak perempuan,
diposting di video Senin menawarkan akan membebaskan mereka dalam pertukaran dengan narapidananya yang ditahan oleh pemerintah.
Boko Haram, yang berjuang untuk mendirikan negara Islam, menyerbu satu sekolah menengah di desa timur laut Chibok pada 14 April dan menculik 276 anak perempuan saat mereka mengikuti ujian.
Beberapa gadis belia itu telah berhasil melarikan diri, tetapi sekitar 200 lainnya masih hilang.
Penculikan telah memicu kampanye media sosial di seluruh dunia di bawah Twitter hashtag #BringBackOurGirls, dan mendorong Amerika Serikat, Inggris, Prancis dan Israel untuk menawarkan atau mengirimkan tenaga ahli guna membantu Nigeria.
Inggris menawarkan kepada Nigeria termasuk bantuan lebih lanjut untuk pesawat pengintai dan tawaran itu diterima, kata Simmonds. (*)