Jerusalem (Antara/Reuters) - Polisi Israel tak mengizinkan utusan perdamaian PBB untuk Timur Tengah, diplomat lain dan kerumunan massa melewati barikade untuk menghadiri upacara pra-Paskah di Gereja Jerusalem --yang dirujuk oleh umat Kristiani sebagai makam Jesus. Peristiwa tersebut, yang terjadi dua hari setelah kerusuhan di tempat suci terpisah yang dikenal sebagai titik api bagi umat Yahudi dan Muslim, mempertegas peningkatan yang meningkat di kota yang dipengaruhi politik sebelum kunjungan Paus Franciscus ke Tanah Suci itu bulan depan. Israel menepis keluhan PBB, dan menyebutnya "upaya untuk membesar-besarkan kejadian kecil" dan mengatakan polisi di barikade tersebut menolak orang lewat sebagai langkah pengendalian massa. Tak ada laporan mengenai kerusuhan di kalangan puluhan ribu orang Kristen yang memenuhi Gereja Makam Suci di Kota Tua Jerusalem untuk menyaksikan upacara "Api Suci". "Api Suci" adalah upacara tradisional Kristen Ortodok; pemeluk agama tersebut percaya "api ajaib" muncul di tempat itu --yang dikenal sebagai makam Jesus setiap tahun sehari sebelum Paskah. Robert Serry, Utusan Perdamaian PBB untuk Timur Tengah, mengatakan di dalam satu pernyataan personel keamanan Israel telah menghentikan sekelompok diplomat dan peziarah Palestina dalam prosesi di dekat gereja itu, demikian laporan Reuters --yang dipantau Antara di Jakarta, Ahad siang. Ia menambahkan tentara Israel menyatakan "mereka memiliki perintah untuk melakukan itu". Serry mengatakan di dalam pernyataan terpisah kepada Reuters ia telah menunggu bersama diplomat Italia, Norwegia dan Belanda selama setengah jam, didorong oleh massa ke arah barikade, sementara petugas Israel mengabaikan seruannya untuk berbicara dengan atasan mereka. "Itu jadi sangat berbahaya sebab ada masa dalam jumlah banyak dan saya terdorong ke arah pagar besi yang dipasang polisi di sana. Massa berusaha mendorong saya dengan sangat keras," kata Serry, yang menambahkan mereka mungkin mungkin sudah terinjak-injak seandainya polisi Israel tak membiarkan mereka lewat. Terry Balata, seorang saksi mata Palestina, mengatakan ia mendengar petugas Israel memberitahu Serry --yang bersama sebanyak 30 peziarah dan diplomat, "memangnya kenapa?", saat ia memperkenalkan diri sebagai utusan Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon untuk wilayah itu. Serry, yang menuduh prilaku tak bisa diterima oleh dinas keamanan Israel, menuntut di dalam pernyataannya semua pihak "menghormati hak kebebasan beragam". Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel membantah tuduhan Serry dan balik menuduh dia memperlihatkan "masalah penilaian serius" sebab tak ada laporan kerusuhan selama upacara dan upacara tradisional menyalakan "Api Suci" diselenggarakan di gereja tersebut. Meskipun begitu Juru Bicara Yigal Palmor mengakui polisi melakukan tindakan untuk membatasi massa yang berkerumun di gereja itu dan jalan sempit di depannya. "Kalau terjadi dorong-dorongan, saya mengatakan itu hanya peristiwa kecil," kata Palmor.(*)
Utusan Perdamaian PBB Kecam Pengamanan Paskah Israel di Jerusalem
Minggu, 20 April 2014 15:10 WIB