TKI Banyuwangi Patungan Bentuk Yayasan Peduli Pendidikan
Selasa, 1 April 2014 20:05 WIB
Banyuwangi (Antara Jatim) - Para tenaga kerja Indonesia asal Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, yang kini berada di Taiwan menyisihkan sebagian penghasilannya untuk patungan mendirikan yayasan peduli pendidikan dan panti asuhan di daerahnya.
Informasi yang diperoleh di Banyuwangi, Selasa, menyebutkan yayasan bernama Lembaga Pendidikan dan Panti Asuhan Warga Muslim Indonesia Taiwan (LPPA WMIT Ikawangi) yang berada di Dusun Simbar, Desa Tampo, Kecamatan Cluring, itu, diresmikan Bupati Abdullah Azwar Anas pada Senin (31/3) malam.
Menurut keterangan Pengasuh Ponpes Baitussalam sekaligus Pengasuh Yayasan LPPA WMIT Ikawangi KH Soheh Mansyur, pembangunan gedung di atas tanah wakaf seluas 3.080 meter persegi itu menghabiskan dana sekitar Rp965 juta, yang merupakan hasil swadaya ribuan TKI asal Banyuwangi di Taiwan.
"Dana yang terkumpul untuk pembangunan gedung terdiri dari Rp912.447.100 hasil penggalangan dana sukarela dari para TKI asal Banyuwangi di Taiwan dan sisanya dibantu warga sekitar sebesar Rp52.897.000," ujarnya.
Pembangunan gedung LPPA dimulai sejak Mei 2012. Saat ini, bangunan tersebut terdiri dari asrama putra sebanyak dua lantai dan sebuah asrama putri, kantor panti asuhan, musala, dan ruang belajar.
"Selain itu, juga ada tiga ruang kelas untuk belajar mengajar siswa/siswi SLTP yang saat ini diikuti sebanyak 38 siswa kelas VII," tambah Kyai Soheh Mansyur.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas memberikan apresiasi yang sangat tinggi atas kepedulian dan jiwa sosial para TKI asal daerahnya yang kini mencari nafkah di Taiwan.
Menurut Anas, kepedulian seperti itu patut menjadi teladan bagi para TKI yang ada di negara lain, karena mereka tidak hanya rela bekerja jauh dari Tanah Air demi kepentingan diri sendiri dan keluarganya, tetapi juga berbagi dengan orang lain.
"Ini salah satu wujud kepedulian para TKI asal Banyuwangi di Taiwan terhadap anak-anak generasi penerus di daerah asalnya, sehingga perlu mendapat apresiasi dan dukungan dari semua pihak," kata Anas yang beberapa waktu sebelumnya sempat menemui mereka di Taiwan. (*)