Kohati Minta Penyelenggara Pemilu Sosialiasasi Tekan Golput
Selasa, 11 Maret 2014 20:25 WIB
Surabaya (Antara Jatim) - Korps Himpunan Mahasiswa Islam Wanita yang bertugas membina dan mengembangkan dinamika gerakan keperempuanan, meminta penyelenggara Pemilu gencar bersosialisasi menekan angka golput atau tak menggunakan hak pilihnya.
"Angka golput sangat tinggi di setiap Pemilu. Kami berharap generasi muda yang berstatus mahasiswa tidak menyumbang suara golput dalam Pemilu legislatif 2014," ujar Ketua Umum Kohati Badko Jawa Timur, Nuril Imamah, kepada wartawan di Surabaya, Selasa.
Di samping itu, pihaknya juga meminta Badan Pengawas Pemilu melakukan pengawasan serius dengan harapan agar tingkat pelanggaran tidak banyak dalam pelaksanaan pesta demokrasi terbesar yang diselenggarakan 9 April tersebut.
Menurut dia, saat ini tidak sedikit mahasiswa yang berasal dari luar daerah memilih tidak pulang kampung untuk mencoblos dan menggunakan hak pilihnya.
Pihaknya berharap agar penyelenggara Pemilu yang dalam hal ini KPU Jatim bisa memfasilitasi mahasiswa menggunakan hak politiknya.
"Selaku generasi muda yang faham politik, mari gunakan hak suara secara aktif. Mari ciptakan politik sehat dan jauhkan golput," kata dia dalam seminar kemahasiswaan bertajuk "Peluang Caleg Perempuan pada Parlemen Legislatif 2014 UIN Sunan Ampel Surabaya.
Selain itu, ia juga meminta kepada Bawaslu untuk tidak segan-segan menindak tegas calon-calon legislator yang melanggar aturan agar terselenggara Pemilu yang jujur, adil dan transparan.
Sementara itu, Ketua Bawaslu Jatim, Sufyanto, menjelaskan pihaknya akan tetap mengawal proses jalannya Pemilu. Jika ada penyelewengan atau pelanggaran yang di temui maka pasti ditindak sesuai prosedur hukum yang sudah ditetapkan.
"Bawaslu tidak akan segan-segan memproses pelanggaran yang terjadi hingga ke kepolisian. Untuk itu, partisipasi mahasiswa dalam pengawasan Pemilu sangat dibutuhkan. Jika menemukan indikasi pelanggaran maka jangan ragu melaporkan," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Komisioner KPU Jatim Dewita Hayu Sinta menyampaikan bahwa tingkat kecurangan dalam Pemilu Legislatif memang sudah diantisipasi. Hanya saja, antisipasi dari caleg yang berebut kursi harus tetap dilakukan.
"Karena itu para caleg hendaknya juga tetap mengawal proses pemungutan suara dari masing-masing tempat pemungutan suara (TPS), PPS, PPK, hingga KPU," kata dia. (*)