Jatim Tunggu Pemerintah Pusat Terkait Kerja Sama Australia
Selasa, 26 November 2013 16:16 WIB
Surabaya (Antara Jatim) - Pemerintah Provinsi Jawa Timur menunggu sikap pemerintah pusat terkait kerja sama dengan Australia Barat menyusul ketegangan antara Indonesia dengan Australia akhir-akhir ini.
"Kami kan pemerintah provinsi, jadi menunggu apa kata pemerintah pusat. Kami tidak bisa bergerak lebih lanjut sebelum ada kepastian apapun keputusan dari pusat," ujar Gubernur Jatim Soekarwo kepada wartawan di Gedung Negara Grahadi di Surabaya, Selasa.
Pihaknya mengaku masih stagnan dengan kerja sama yang sudah terjalin selama ini. Pemprov Jatim sendiri memiliki sejumlah bentuk kerja sama dengan Australia Barat, seperti ilmu pengetahuan untuk atlet olah raga dan kerja sama perdagangan untuk meningkatkan perekonomian.
"Di bidang olah raga di antaranya penerapan ilmu pengetahuan kepada atlet, apakah kakinya cocok untuk pelari atau pesilat, hingga ke teknis penanganannya. Kemudian, di bidang perdagangan salah satunya pembelian sapi," katanya.
Gubernur yang akrab disapa Pakde Karwo sekali lagi menegaskan belum akan mengambil keputusan apapun karena bukan merupakan kewenangannya. Ia akan selalu melihat perkembangan terkait hubungan Indonesia-Australia dan menunggu kebijakan atau perintah pemerintah pusat.
Di konfirmasi terpisah, Asisten Perekonomian Pemprov Jatim, Hadi Prasetyo, mengaku masih terus memantau perkembangan hubungan diplomasi Indonesia dengan Australia.
Selama ini, kata dia, hubungan Jatim dengan Australia maupun dengan negara bagian, berjalan relatif baik dalam berbagai bidang perdagangan ekonomi, pertukaran pelajar, dan pertukaran budaya. Dalam bidang perdagangan, Australia masuk dalam 10 besar negara yang melakukan aktifitas ekspor impor untuk Jatim.
"Kami masih menunggu pemerintah pusat karena Pemprov Jatim selama ini memiliki hubungan kerja sama dengan Australia Barat. Bahkan, kami selama ini sudah berhubungan baik sejak 1984," kata Asisten II Sekretariat Daerah Provinsi Jatim tersebut.
Sementara itu, Data Dinas Perindustrian dan Perdagangan Pemprov Jatim menyebutkan, sejauh ini neraca perdagangan antara Jatim dengan Australia mengalami defisit. Per Agustus 2013, ekspor Australia ke Jatim sekitar lebih dari 960 Juta Dollar Amerika Serikat.
Sedangkan, impor Australia dari Jatim lebih dari 530 Juta Dollar Amerika Serikat, sehingga masih ada defisit perdagangan sekitar 330 Juta Dollar Amerika Serikat.
Komoditas impor dari Australia antara lain berupa gandum, bahan kimia organik, bahan makanan ternak, aluminium, olahan tepung, produk kimia, mesin dan beberapa produk lainnya. (*)