Pangdam Brawijaya: TMMD Adopsi Teknologi Tepat Guna
Rabu, 9 Oktober 2013 20:35 WIB
Pacitan (Antara Jatim) - Panglima Kodam V Brawijaya Mayjen TNI Ediwan Prabowo memastikan pelaksanaan program TNI Manunggal masuk Desa (TMMD) ke-91 di wilayahnya tahun ini akan mengadopsi teknologi tepat guna untuk mendorong percepatan pembangunan di daerah sasaran.
"Khusus di Jawa Timur kami bekerja sama dengan Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Surabaya untuk penerapan teknologi tepat guna tersebut," katanya saat berada di Pacitan, Jawa Timur, Rabu.
Ediwan tidak secara terperinci menjelaskan teknologi tepat guna dimaksud.
Ia hanya mengungkapkan bahwa teknologi tepat guna yang akan dibawa bersama pelaksanaan program TMMD ke-91 di enam kabupaten di Jatim tersebut disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing daerah.
Pangdam menjelaskan teknis aplikasi teknologi tepat guna itu sendiri didahului oleh survei dari UPN selaku perguruan tinggi yang telah bekerja sama dengan Kodam V Brawijaya.
Dari hasil survei itu lantas dirumuskan model teknologi tepat guna apa yang potensial untuk dikembangkan.
"Insya Allah nanti kami sumbang mesin-mesin untuk teknologi tepat guna di setiap daerah TMMD," ujarnya.
Selain sasaran pembangunan infrastruktur maupun sarana dan prasarana, kegiatan TMMD juga menyasar nonfisik, di mana para personel TNI yang terlibat memberikan semacam sosialisasi dan pencerahan tentang wawasan kebangsaan.
Pangdam mengungkapkan di Jatim ada enam kabupaten yang menjadi sasaran program tersebut. Selain Kabupaten Pacitan, wilayah lainnya adalah Kabupaten Blitar, Jombang, Sidoarjo, Jember, dan Bondowoso.
Daerah-daerah tersebut dijadikan lokasi program dengan berbagai pertimbangan, di antaranya terpencil, tertinggal untuk mempercepat peningkatan kesejahteraan.
"Usulannya 'bottom-up' (dari bawah), yang mengusulkan program adalah daerah," tandasnya.
Sementara itu Bupati Pacitan Indartato mengatakan di wilayahnya hanya ada satu desa sasaran, yakni Desa Karangnongko, Kecamatan Kebonagung dengan kegiatan perbaikan jalan.
Selama ini jalan tersebut hanya mampu dilalui dengan jalan kaki dan kendaraan roda dua saja. "Targetnya kendaraan besar bisa masuk, sehingga mampu meningkatkan akses masyarakat," kata dia. (*)