KRI Malahayati Amankan Perairan Bali Jelang KTT APEC
Rabu, 18 September 2013 17:11 WIB
Surabaya (Antara Jatim) - TNI Angkatan Laut mengerahkan Kapal Perang KRI Malahayati-362 untuk melakukan pengamanan di Perairan Pulau Bali menjelang pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (KTT APEC) pada awal Oktober mendatang.
Komandan KRI Malahayati-362 Letnan Kolonel Laut (P) Mochammad M Irchamni dalam pernyataan yang disampaikan melalui Dinas Penerangan Koarmatim di Surabaya, Rabu, mengatakan pihaknya bertugas melaksanakan patroli untuk pengamanan tamu penting (VVIP), khususnya Presiden RI selama kunjungan di Pulau Dewata untuk mengecek kesiapan KTT APEC.
Selama pengamanan, KRI Malahayati-362 bersama dengan pesawat udara patroli maritim TNI AL melaksanakan pengawasan wilayah perairan dengan tugas pokok mencegah infiltrasi serta sabotase musuh yang dilakukan melalui laut.
Selain itu, unsur Satkor Koarmatim itu juga mengoptimalkan kekuatan anti-udaranya untuk mendukung pengamanan secara maksimal, mulai dari Presiden mendarat hingga "take off" di Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali.
"Presiden merupakan simbol negara dan kami wajib mengeluarkan seluruh kemampuan terbaik, baik personel maupun material yang dimiliki untuk pengamanan," kata Letkol Laut (P) Irchamni.
Sebelum mendapatkan penugasan ke perairan Pulau Bali, KRI Malahayati baru saja menyelesaikan tugas pengamanan di wilayah Ambalat yang merupakan daerah perbatasan negara Indonesia dengan Malaysia.
Irchamni berharap kehadiran KRI Malahayati di pesisir pantai wisata Bali dapat memberikan rasa aman, khususnya kepada para wisatawan mancanegara dan juga peserta ajang kontes Miss World yang sedang berlangsung di Pulau Dewata.
KTT APEC di Bali rencananya dihadiri para kepala negara di dunia dan yang telah memastikan kehadirannya, antara lain Presiden Amerika Serikat Barack Obama, Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping.
Penyelenggaraan KTT APEC yang akan diisi berbagai acara yang membahas agenda-agenda krusial di kawasan, seperti pemberdayaan dan peningkatan peran perempuan, industri dan ekonomi kreatif, pembangunan infrastruktur, teknologi komunikasi dan informatika, serta juga penyertaan finansial.
Indonesia selaku tuan rumah penyelenggaraan mengusung tema "Resilent Asia Pacific, and Engine of Global Growth", dengan tiga prioritas utama yang hendak dicapai, yakni mewujudkan pencapaian "Bogor Goals" yang membahas perluasan perdagangan, investasi dan reformasi struktural, kemudian prioritas untuk pertumbuhan yang berkelanjutan dan merata, serta pembangunan konektivitas. (*)