Semprit Garut Camilan Khas Hari Raya
Jumat, 23 Agustus 2013 13:25 WIB
Ada banyak macam kue semprit dijual di toko dengan kemasan menarik, tetapi yang satu ini berbeda, dijamin empuk dan renyah. Namun kue semprit tepung garut yang dibuat secara tradisional oleh warga Dusun Jengglong, Blitar, ini hanya ada saat menyambut hari raya keagamaan, seperti Lebaran dan harus dipesan terlebih dahulu.
Adalah Ny Yani atau lebih dikenal dengan panggilan Bude Yani, warga Blok B No.53 Perumahan Pondok Delta, Kelurahan Kaweron, Kecamatan Talun, itu sudah bertahun-tahun melayani pemesanan kue semprit garut saat menyambut hari-hari besar keagamaan, termasuk Hari Raya Galungan maupun ketika menyongsong Natal.
"Kalau sudah dekat Lebaran begini tidak sanggup lagi memenuhi pesanan dalam jumlah banyak. Paling beberapa bungkus dalam kemasan mika atau toples saja. Harga untuk pemesanan saat ini Rp20.000 per kemasan mika ukuran setengah kilogram," kata Bude Yani saat ditemui di rumahnya menjelang Idul Fitri 1434 Hijriah yang baru lalu.
Ibu dari tiga anak yang sudah dikaruniai lima orang cucu itu seolah mengingatkan kepada para pelanggan, agar pemesanan dilakukan sejak jauh hari sebelum hari raya atau beberapa pekan sebelum dibutuhkan.
"Kami membuat kue semprit garut awalnya sebagai sambilan mengisi waktu luang saat puasa Ramadhan. Tetapi kemudian menjadi banyak pemesan setiap hari raya keagamaan. Di luar hari raya keagamaan pun bisa dilayani asalkan pemesananannya sejak jauh hari sebelumnya dalam jumlah tertentu," ujarnya didampingi Vivi, cucunya, yang membantu pembuatan kue camilan itu.
Untuk menghasilkan kue semprit garut dengan rasa khas, empuk-renyah, gurih, Bude Yani memberi contoh pembuatannya dengan menyiapkan 5 butir telur, mentega ΒΌ kg, gula halus 1/4 kg, koya dan minyak klentik secukupnya,serta tepung garut 2 kg.
Tepung garut disangrai terlebih dahulu hingga matang dengan ciri berwarna kecoklatan. "Itu yang kami utamakan, sebagai pendukung rasa empuk tetapi renyah. Soal mau manis, dengan aroma tertentu, misalnya menggunakan daun pandan, itu mudah diatur sesuai selera," ujarnya.
Siapkan minyak kelapa buatan sendiri (minyak klentik) dari satu butir kelapa yang sudah tua. Kemudian membuuat bubuk koya. Caranya, siapkan parutan kelapa muda disangrai/digoreng di wajan tanpa minyak. Setelah parutan kelapa itu kering, kemudian diblender hingga jadi bubuk koya halus.
Proses membuat kue semprit garut secara tradisional, menurut Bude Yani, diawali mengocok telur bersamaan dengan gula halus dan mentega hingga tercampur rata menjadi adonan yang menyatu.
Masukkan minyak klentik dan bubuk koya sedikit demi sedikit ke dalam adonan tersebut. Setelah tercampur rata, adonan itu diambil sedikit-demi sedikit/secukupnya untuk diberi tepung garut dan diaduk hingga bisa dicetak.
Di toko banyak cetakan kue semprit, tetapi Bude Yani menggunakan buatan sendiri dari kayu. Adonan yang sudah jadi tersebut dimasukkan ke cetakan kayu dan ditekan, keluarlah cetakan-tekan kue semprit mentah.
Cetakan-cetakan kue semprit mentah tersebut ditata di loyang kemudian dioven/dipanggang di atas kompor/api dengan panas stabil, misalnya 160 derajat Celcius.
"Tunggu sampai masak atau hingga berwarna kuning-kecoklatan. Beberapa menit kemudian maka kue semprit garut siap menjadi hidangan khas yang berbeda dari yang dijual di toko," ujar Bude Yani. (*)