Malaysia Deportasi 212 TKI Bermasalah Usai Lebaran
Rabu, 14 Agustus 2013 22:34 WIB
Oleh Henky Mohari
Tanjungpinang (Antara) - Pemerintah Malaysia mendeportasi sebanyak 212 orang tenaga kerja Indonesia (TKI) bermasalah dan seorang anak usai Hari Raya Idul Fitri 1434 H dari Situlang Laut menuju Tanjungpinang, Kepulauan Riau.
Ke 212 TKI bermasalah itu terdiri dari 183 orang laki-laki, 29 orang perempuan dan satu usia anak-anak tersebut tiba di Pelabuhan Internasional Sri Bintan Pura Tanjungpinang, Rabu, sekitar pukul 12.45 WIB dengan menumpang kapal feri Telaga Express.
"Ini yang pertama usai Lebaran Malaysia mendeportasi ratusan TKI bermasalah, setelah sebelumnya sepekan menjelang Lebaran atau pada 2 Agustus 2013," kata Koordinator Lapangan Satgas TKI Bermasalah Tanjungpinang Sony.
Menurut Sony, ratusan TKI bermasalah tersebut ditampung sementara di Wisma Transito dan Rumah Penananganan Trauma Centre (RPTC) Tanjungpinang sebelum dipulangkan ke daerah asal melalui Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.
"Rencana TKI bermasalah tersebut kami berangkatkan dengan kapal Pelni menuju Tanjung Priok pada Sabtu (17/8)," katanya.
Sony mengatakan, ratusan TKI bermasalah yang dideportasi Malaysia tersebut dalam kondisi sehat dan tidak ada yang dirujuk ke rumah sakit setempat untuk mendapat perawatan.
"Hingga saat ini belum ada yang mengalami gangguan kesehatan," katanya.
Sampai pertengahan Juni 2013, Malaysia telah mengusir sebanyak 7.590 orang TKI bermasalah termasuk puluhan anak-anak menuju Tanjungpinang. Diperkirakan hingga pertengahan Agustus 2013 telah mencapai 10 ribu orang lebih karena setiap bulannya rata-rata mencapai 1.000 sampai 1.500 orang TKI bermasalah yang diusir Malaysia menuju Tanjungpinang.
Rata-rata, TKI bermasalah yang diusir Malaysia tersebut hanya membawa baju di badan, bahkan sebagian ada yang tidak memiliki alas kaki dan hanya memakai baju penjara Malaysia.
Hingga akhir Desember 2013, diperkirakan TKI bermasalah yang akan diusir Malaysia menuju Tanjungpinang mencapai 15.000 orang, lebih kecil dari tahun-tahun sebelumnya yang mencapai puluhan ribu orang.(*)