PKB Kediri Manfaatkan Film "Sang Kiai" Jaring Pemilih
Kamis, 30 Mei 2013 21:56 WIB
Kediri (Antara Jatim) - Dewan Pimpinan Cabang Partai Kebangkitan Bangsa Kota Kediri, Jawa Timur, mengakui memanfaatkan film "Sang Kiai" yang berisi kisah perjuangan KH Hasyim Asy'ari, salah satu pendiri Nahdlatul Ulama, untuk menjaring pemilih.
"Targetnya menjaring pemilih pemula dengan agenda kami 'nonton bareng', apalagi filmnya juga bagus," kata salah satu pengurus DPC PKB Kota Kediri Syamsul Umam saat ditemui setelah acara menonton bareng di salah satu bioskop di Kediri, Kamis petang.
Ia mengatakan menjaring pemilih pemula memang penting bagi partai. Namun, dalam acara ini bukan hal itu tujuan utamanya, melainkan ingin mengenalkan kepada para kader Nahdlatul Ulama terutama remaja tentang perjuangan para ulama mempertahankan NKRI dari bangsa penjajah.
Dalam acara itu memang kental suasana politis. Terdapat sejumlah calon legislatif baik yang akan bertarung di Kota Kediri, Provinsi Jatim, sampai pusat. Bahkan, dalam acara itu hadir Wali Kota Kediri Samsul Ashar. Ia didampingi calon wakilnya yang digandeng dalam pilkada yang akan berlangsung pada 29 Agustus mendatang, Sunardi. PKB merupakan salah satu partai pendukung pasangan tersebut dalam Pilkada Kota Kediri.
Sunardi pun menggunakan baju dengan logo SAS (Samsul Ashar-Sunardi) yang dijadikan keduanya sebagai logo utama dalam pilkada. Mereka juga mengenakan pakaian dengan warna yang sama, atas putih dan bawah hitam. Keduanya juga nampak maju bersama ketika wali Kota diminta untuk maju memberikan sambutan dalam acara nonton bareng tersebut.
wali Kota dalam sambutannya tidak menyinggung tentang permintaan dukungan dalam Pilkada Kota Kediri 29 Agustus mendatang. Ia hanya merangkul Sunardi ketika memberikan sambutan dengan senyum lebar.
Wali Kota mengatakan, dalam film ini ada banyak ilmu yang diperoleh, di antaranya betapa gigihnya ulama ikut memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia. Ia memberikan semangat tanpa kenal lelah membela bangsa ini.
"Kiai juga pahlawan dan inspirasi untuk semua. Semangatnya luar biasa mempertahankan kemerdekaan," ucap Wali Kota yang juga seorang dokter ini.
Ia berharap, film itu bukan hanya ditonton kalangan Nahdlyin saja, melainkan semua kalangan khususnya pelajar, mengingat banyak nilai sejarah yang bisa dipelajari dari film ini.
Acara itu, selain dihadiri warga Nahdliyin, juga para remaja, sejumlah muspida, serta simpatisan partai. PKB telah memborong tiket untuk menonton film itu, sebanyak 200 tiket yang diberikan secara gratis. Kegiatan nonton bersama itu berlansung dua kali, yaitu pada Kamis hari ini, serta Senin (3/6) mendatang.
Sang Kiai adalah film drama Indonesia yang mengangkat kisah seorang pejuang kemerdekaan sekaligus salah satu pendiri Nahdlatul Ulama dari Jombang, Jawa Timur yakni Hadratussyaikh KH Hasyim Asyari. Film ini dirilis pada tanggal 30 Mei 2013 di seluruh bioskop di Tanah Air. Film ini dibintangi oleh Ikranagara, Christine Hakim, Agus Kuncoro, Adipati Dolken, dan sejumlah aktor lainnya.
Film "Sang Kiai" ini mengisahkan tentang perjuangan untuk merebut Tanah Air dari pendudukan Pendudukan Jepang yang ternyata tidak lebih baik dari Belanda. Jepang mulai melarang pengibaran bendera merah putih, melarang lagu Indonesia Raya dan memaksa rakyat Indonesia untuk melakukan "Sekerei" (menghormat kepada Matahari). KH Hasyim Asyari sebagai tokoh besar agamis saat itu menolak untuk melakukan Sekerei karena beranggapan bahwa tindakan itu menyimpang dari agama Islam. Menolak karena sebagai umat Islam, hanya boleh menyembah kepada Allah SWT. KH Hasyim sempat ditangkap karena tindakannya yang berani tersebut.
Penangkapan itu membuat gejolak di antara para santri dengan penjajah. Tapi, dengan diplomasi KH Wahid Hasyim, ayahanda dari KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menang, hingga akhirnya KH Hasyim dibebaskan. Tapi, rakyat justru bertambah sengsara, karena mereka dipaksa tanam dan hasilnya dibawa oleh Jepang.
Saat Jepang kalah dari Sekutu, Soekarno yang saat itu sudah menjabat sebagai Presiden mengirimkan utusannya ke Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, meminta KH Hasyim membantu mempertahankan kemerdekaan, dan beliau saat itu mengeluarkan Resolusi Jihad yang membuat para santri dan tentara semangat luar biasa mengusir penjajah. Sampai KH Hasyim wafat, Belanda yang sengaja membonceng tentara Sekutu, berniat menjajah kembali dan Indonesia belum sepenuhnya merdeka. (*)