Ketua Paguyuban: Perajin Tahu Bojonegoro Bisa Gulung Tikar
Minggu, 28 April 2013 18:20 WIB
Bojonegoro (Antara Jatim) - Ketua Paguyuban Tahu dan Tempe Bojonegoro, Jatim, Arifin mengatakan perajin tahu dan tempe bisa gulung tikar kalau harga bahan bakar minyak (BBM) naik, kecuali para perajin memperoleh kedelai bersubsidi.
"Kalau perajin tahu dan tempe harus membeli kedelai dengan harga di pasaran umum, maka perajin tahu tidak akan -memperoleh keuntungan sama sekali, bahkan merugi kalau menjual tahu dengan harga tidak ikut naik," katanya, Minggu.
Namun, lanjutnya, para perajin tahu tidak akan berani menaikkan harga tahu atau mengurangi porsi
tahu, karena khawatir tidak laku.
"Pembeli akan lari kalau harga tahu naik atau porsinya menjadi lebih kecil," jelas dia.
Ia menjelaskan keuntungan perajin tahu, juga tempe di Desa Ledokkulon dan Ledokwetan, Kecamatan Kota, yang jumlahnya 50 perajin lebih semakin minim, setelah harga kedelai yang semula Rp7.000/kilogram naik menjadi Rp7.300/kilogram sejak lima bulan lalu.
Apalagi, katanya, kelangkaan solar yang terjadi juga semakin menambah kesulitan perajin tahu yang harus menambah pengeluaran biaya produksi untuk menggilingkan kedelai yang besarnya Rp2.000/6 kilogram.
"Biasanya para perajin menggiling kedelai sendiri-sendiri dengan memanfaatkan mesin penggiling berbahan bakar solar," ucapnya.
Menurut dia, mesin penggiling kedelai milik para perajin tahu semuanya menganggur tidak dimanfaatkan, sebab kesulitan memperoleh bahan bakar solar bersubsidi sejak sebulan terakhir.
"Kita belum pernah melapor ke pemkab mengenai kesulitan memperoleh solar. Rencananya baru akan dibahas para perajin awal Mei," jelasnya.
Ia mengatakan para perajin di desa setempat pernah memperoleh saran dari Ketua DPD Partai Golar Abu Rizal Bakrie yang intinya agar para perajin beralih profesi kalau memang bekerja di industri tahu sudah tidak menguntungkan lagi.
"Tapi para perajin juga tidak tahu harus bekerja apa? Lain lagi kalau perajin tahu bisa memperoleh kedelai bersubsidi yang pernah diperoleh perajin beberapa tahun lalu." katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bojonegoro Bambang Suharno menyatakan pernah meminta semua SPBU di wilayahnya tetap melayani industri kecil seperti perajin tahu yang membeli BBM.
"Syaratnya industri kecil yang membeli BBM harus memperoleh surat rekomendasi dari Disperindag," jelasnya. (*)