PMI Bojonegoro Berencana Gelar Simulasi Bencana
Rabu, 27 Februari 2013 13:47 WIB
Bojonegoro- PMI Cabang Bojonegoro berencana menggelar simulasi penanganan pengurangan risiko dalam menghadapi banjir luapan Bengawan Solo di Desa Mulyorejo, Kecamatan Balen, Kamis (28/3).
Sekretaris PMI Cabang Bojonegoro Sukoha Widodo, Rabu mengatakan, simulasi penanganan pengurangan risiko dalam menghadapi banjir akan melibatkan 350 warga, selain warga Desa Mulyorejo, juga warga Desa Pilanggede dan Sarirejo.
Simulasi itu, lanjut dia, sebagai tindak lanjut pelatihan kesiapsiagaan bencana berbasis masyarakat (KBBM) di tiga desa langganan banjir luapan Bengawan yang menjadi program PMI bekerja sama dengan Palang Merah (PM) Norwegia.
"Kami sudah pernah memberikan pelatihan KBBM kepada sekitar 90 warga di tiga desa itu yang selanjutnya meneruskan kepada warga lainnya," paparnya.
Ia menjelaskan, skenario simulasi penanganan pengurangan resiko bencana banjir luapan Bengawan Solo itu mengacu rencana "kontijensi" yang dibuat warga di masing-masing desa dalam menghadapi banjir luapan Bengawan Solo di wilayah setempat.
"Garis besarnya renkon itu berisi langkah-langkah yang harus dilakukan warga kalau banjir Bengawan Solo benar-benar terjadi," tuturrnya.
Oleh karena itu, lanjut dia, simulasi akan di awali informasi ancaman banjir luapan Bengawan Solo yang diterima warga melalui posko siaga bencana yang dibuka di masing-masing desa.
Mengacu ancaman banjir itu, menurut dia, warga melakukan koordinasi melakukan langkah-langkah antisipasi dalam menghadapi datangnya banjir.
Bahkan, lanjut dia, warga sudah mempersiapkan berbagai persiapan menghadapi banjir mulai memasang jalur evakuasi, pengumuman kewaspadaan banjir juga berbagai langkah yang harus dikerjakan masyarakat umum.
Ia mencontokan, warga yang bertugas membuka dapur umum harus langsung bergerak tanpa menunggu komando, begitu pula warga yang bertugas melakukan evakuasi langsung melakukan tugasnya.
"Kalau ada pembagian tugas yang jelas resiko banjir bisa diperkecil," ucapnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, pelatihan KBBM di tiga desa itu merupakan percontohan dan rencananya akan dikembangkan di desa lainnya yang biasa menjadi langganan banjir luapan Bengawan Solo.
"Kalau selama ini warga mengangap banjir biasa maka dengan KBBM ini banjir harus menjadi perhatian masyarakat agar resiko banjir bisa diperkecil," ujarnya (*)