Sejumlah TKW Tulungagung Diduga Jadi Korban "Trafficking"
Rabu, 10 April 2013 17:51 WIB
Tulungagung (Antara Jatim) - Sejumlah tenaga kerja wanita (TKW) asal Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, yang mengadu nasib di Singapura maupun beberapa negara Asia Timur ditengarai telah menjadi korban perdagangan manusia ("trafficking") oleh sindikat agensi pengerahan tenaga kerja "nakal".
"Kami telah menemukan beberapa kasus, salah satunya sesuai laporan yang masuk dan sedang dilakukan pendampingan berasal dari Kecamatan Wonorejo," ungkap Koordinator LSM Migran Centre Kabupaten Tulungagung Widi Hariyanto, Rabu.
Berdasar hasil penelusuran yang dilakukan sejumlah relawan dan aktivis Migran Centre, diduga pelaku perdagangan manusia atau trafficking tersebut sengaja dilakukan oleh oknum-oknum agensi nakal, baik yang berada di Indonesia maupun di luar negeri tempat TKW bersangkutan dipekerjakan.
Modusnya, ungkap Hari, yakni dengan mempekerjakan TKW yang tidak sepenuhnya siap kerja, misal tidak menguasai bahasa di negara majikan, masalah kesehatan, hingga faktor perilaku selama di negara tujuan.
"Biasanya TKW ini diputus kerja atau dikembalikan oleh majikannya ke agensi sebelum masa kontrak pemotongan gaji mereka habis. Karena terancam denda dan biaya tambahan jika dipulangkan ke Indonesia, TKW-TKW ini biasanya dipekerjakan di Macau, daerah perjudian untuk menjadi pekerja seks dan semacamnya," ungkapnya.
Migran Centre tidak mengungkap lebih detil jumlah TKW yang menjadi korban trafficking dimaksud, namun Hari menengarai jumlahnya cukup banyak karena memang menjadi modus operandi agensi pengerahan tenaga kerja nakal, baik yang resmi maupun yang menggunakan jalur ilegal.
Parahnya, fenomena perdagangan manusia diyakini tidak hanya dialami TKW asal Kabupaten Tulungagung saja, tetapi merata di semua daerah asal TKI dengan tujuan Hongkong, Taiwan, Jepang, serta Singapura.
"TKW yang asal Wonorejo itu salah satunya yang saat ini sudah mentas setelah akhirnya dia memperoleh tempat kerja baru di Hongkong," kata Hari.
Fakta yang diungkap LSM Migran Centre tersebut santa ironis, mengingat jumlah TKI/TKW asal Tulungagung di luar negeri diperkirakan mencapai puluhan ribu orang.
Pihak Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kabupaten Tulungagung sejauh ini belum bisa mengkonfirmasi kebenaran hasil temuan LSM Migran Centre.
Banyaknya TKI/TKW yang berangkat melalui jalur ilegal dan tidak tercatat dalam data resmi dinsosnakertran selalu menjadi alasan selalu alasan keterbatasan mereka dalam melakukan pengawasan. (*)