Jerusalem (ANTARA/Xinhua-OANA) - Buku pelajaran Israel dan Palestina saling menjelek-jelekkan masing-masing pihak, demikian hasil penelitian baru yang disiarkan pada Senin (4/2), kata surat kabar Israel, Haa'retz. Studi tersebut secara bersama dilakukan oleh para peneliti Amerika Serikat, Israel dan Pemerintah Otonomi Palestina dan didanai oleh Departemen Luar Negeri AS. Studi itu menganalisis 74 buku pelajaran Israel dan 94 buku pelajaran Palestina dari kelas satu sampai 12 dalam mengenai berbagai topik. "Salah satu kesimpulan utama penelitian ini ialah masing-masing pihak berpegang pada cerita mereka sendiri," kata satu sumber yang dekat dengan studi tersebut sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Selasa pagi. Studi tersebut mendapati bahwa di dalam buku pelajaran Israel serta di dalam buku pelajaran Palestina, mereka cenderung menggambarkan tindakan negatif pihak lain terhadap diri mereka daripada tindakan mereka sendiri terhadap pihak lain. Buku pelajaran itu juga menggunakan peta politik dan menggambarkan peristiwa sejarah dengan cara selektif untuk mendukung tujuan politik kedua pihak. Para peneliti juga menyimpulkan bahwa kedua pihak mengajarkan lebih sedikit informasi mengenai kehidupan sehari-hari, ekonomi, kebudayaan, dan agama pihak lain. Dalam satu taklimat yang diadakan di Amerika Serikat pada Senin pagi, salah seorang pemimpin peneliti Prof. Bruce Wexler dari Yale University menyeru kedua pihak agar memasukkan lebih banyak informasi tentang pihak lain di dalam buku pelajaran mereka. Tujuannya ialah untuk "memanusiakan pihak lain", demikian laporan The Washington Post. Kementerian Pendidikan Israel menepis laporan dan menyebutnya "tidak objektif". "Satu penelitian oleh profesional dari Kementerian itu dan di luarnya ... dengan jelas memperlihatkan bahwa itu bias, tidak profesional dan sangat tidak objektif," kata Kementerian tersebut di dalam pernyataan yang dikirim kepada Xinhua. (*)
Berita Terkait

Zagy Berian jadi penasihat muda Sekjen PBB untuk perubahan iklim
12 Agustus 2025 16:40

Ledakan di pabrik baja Pennsylvania sebabkan 2 tewas dan 10 terluka
12 Agustus 2025 14:16

Macron sewa detektif soal tuduhan identitas gender Brigitte
12 Agustus 2025 12:11

Beijing sebut AS "pengganggu terbesar" perdamaian di Laut China Selatan
12 Agustus 2025 11:47

Palestina desak wartawan sedunia bersuara demi para jurnalis di Gaza
12 Agustus 2025 10:33

Trump dikabarkan perpanjang gencatan perang tarif dengan China
12 Agustus 2025 09:39

KBRI Ankara pantau kondisi warga Indonesia usai gempa 6,2 M di Turki
11 Agustus 2025 15:46