"Beras Cerdas" Produksi Unej Dibagikan Kepasa Gakin
Kamis, 27 Desember 2012 12:15 WIB
Jember - Beras cerdas produksi Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember mulai dibagikan kepada keluarga miskin (gakin) yang diproyeksikan sebagai pengganti beras untuk keluarga miskin (raskin) di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Kamis.
Penemu beras cerdas yang juga pelopor pemberian bantuan beras cerdas dari Unej, Prof Ahmad Subagyo, mengatakan beras cerdas tersebut akan dibagikan kepada 490 rumah tangga sasaran (RTS) yang tersebar di Kecamatan Jelbuk dan Kecamatan Sumberbaru di Jember.
"Pembagian beras cerdas itu merupakan tindak lanjut kerja sama terpadu antara Unej dengan Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, Badan Ketahanan Pangan Pemprov Jatim, dan Pemkab Jember," tuturnya.
Beras cerdas merupakan beras restrukturisasi dari berbagai bahan baku alami yang dibuat dengan mencampurkan tepung dari olahan singkong atau "modified cassava flour" (mocaf), jagung, protein susu dan bahan tambahan lainnya dengan tujuan untuk meningkatkan kandungan protein dan sifat fungsionalnya.
"Masing-masing RTS akan mendapatkan sebanyak 10 kilogram beras cerdas sebagai pengganti konsumsi makanan pokok non-beras karena berdasarkan data BPS mencatat jumlah rumah tangga miskin masih tinggi, sedangkan ketahanan pangan di Indonesia masih rentan," ucap guru besar Unej termuda itu.
Beras cerdas lebih unggul dari raskin karena kandungan gizi di dalamnya dapat disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat miskin penerimanya.
Meskipun program raskin efektif untuk membantu para keluarga miskin, lanjut dia, kebijakan tersebut membawa dampak negatif terhadap ketahanan pangan nasional karena mengubah pola makan penduduk Indonesia yang semula mengonsumsi pangan non-beras menjadi beras seperti di Maluku dan Sulawesi yang mengonsumsi ubi kayu atau sagu.
"Program raskin juga membatasi fokus pengembangan sumber pangan karbohidrat non-beras dan percepatan diversifikasi pangan, serta meningkatkan ketergantungan yang tinggi pada komoditas beras," paparnya.
Atas dasar alasan tersebut, dikembangkan pangan untuk kesejahteraan yang menggunakan produk beras cerdas sebagai produk yang dibagikan kepada masyarakat kurang mampu untuk meningkatkan kesejahteraannya, sekaligus meningkatkan konsumsi makanan pokok nonberas demi terciptanya kedaulatan pangan nasional.(*)