Jakarta (ANTARA) - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian dan Wakil Menteri (Wamen) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Veronica Tan membahas penguatan peran perempuan dalam ketahanan pangan, termasuk peluang pengembangan Kebun Pangan Perempuan.
Dalam paparannya, Wamen PPPA Veronica Tan menjelaskan inisiatif Kementerian PPPA untuk meningkatkan kontribusi perempuan dalam pemenuhan pangan keluarga maupun program prioritas pemerintah.
“Kita ingin perempuan-perempuan ini ikut di dalam bagian program prioritas Presiden,” kata Veronika dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.
Veronika juga memaparkan rencana pengembangan Kebun Pangan Perempuan yang dapat menjadi sumber ekonomi lokal. Veronica menyebut model kebun komunitas tersebut tidak hanya berfungsi sebagai penghasil pangan, tetapi juga bagian dari ekosistem pemberdayaan yang menyasar keluarga hingga penyintas kekerasan.
“Tujuannya sebenarnya dari ketahanan kebun pangan ini yang diharapkan ini bisa jadi ekonomi baru buat daerah lokal yang ada,” jelasnya.
Menanggapi hal tersebut, Mendagri Tito menekankan pentingnya kolaborasi antarinstansi untuk memastikan ketersediaan pangan lokal yang lebih merata.
Ia menyoroti fluktuasi harga kebutuhan dapur seperti cabai, bawang merah, dan bawang putih yang kerap memicu inflasi di daerah. Padahal, komoditas seperti cabai dan bawang merah dapat diproduksi di berbagai wilayah Indonesia.
“Kita negara tropis ya, nah kemudian bisa sepanjang tahun (tanam), sinar matahari cukup, air cukup, tanah enggak cukup kita taruh di polybag,” kata Mendagri.
Karena itu, keberadaan Kebun Pangan Perempuan diharapkan dapat membantu memenuhi ketersediaan bahan pangan yang sering menjadi pemicu inflasi.
Ia menilai peran perempuan sangat strategis dalam menjaga ketahanan pangan, terutama melalui pengelolaan lahan pekarangan dan kebun komunitas.
“Saya melihat ini sebagai salah satu solusi,” tuturnya.
