Pacitan - Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, mengimbau pada para petani setempat agar mewaspadai potensi curah hujan tinggi karena bisa memicu gerakan tanah (longsor) serta serangan hama tanaman. "Ada tiga wilayah kecamatan yang berpotensi mengalami curah hujan tinggi, yakni Kecamatan Nawangan, Bandar, serta sebagian wilayah Arjosari," papar Kepala Seksi (Kasi) Alat Mesin Pertanian Dan Perlindungan Tanaman (Alsintan) Pacitan, Agus Rustamto, Rabu. Data yang dirilis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat intensitas curah hujan di tiga wilayah ini diprediksi mencapai 400 mililiter. Curah hujan dengan skala ini tergolong tinggi atau di atas ambang batas normal sehingga dikhawatirkan memicu pergeseran tanah pada wilayah-wilayah dengan kemiringan tertentu, khususnya lereng-lereng gunung serta di sepanjang jalur Sungai Grindulu. Karenanya, seluruh unit pelaksana teknis (UPT) dinas tanaman pangan dan peternakan di daerah-daerah (kecamatan) diminta meningkatkan kewaspadaan. Para petugas penyuluh pertanian di lapangan juga telah diperintahkan untuk memberikan sosialisasi kepada para petani agar memperbaiki sistem teras-siring pada areal persawahan masing-masing dan membersihkan saluran-saluran irigasi maupun pematang. Tujuannya agar saat hujan deras turun, air tidak langsung mengikis lahan sehingga menyebabkan erosi dan longsor. Potensi pergeseran tanah pada sebagian besar areal persawahan penduduk di Kecamatan Nawangan, Bandar, dan sebagian Arjosari ditengarai lebih tinggi dibandingkan dengan daerah lain karena berada di kawasan pegunungan. "Saluran rusak harus diperbaiki agar air tidak langsung turun dan menyebabkan erosi," jelasnya. Selain itu, lanjut dia, petani juga diimbau agar mewaspadai potensi munculnya serangan hama, seperti "pyricularia" dan "xanthomonas". "Warga harus mengenalinya, karena selain menimbulkan longsor cuaca juga dapat menyebabkan munculnya hama," ingatnya. Tak hanya serangan hama akibat jamur dan bakteri, curah hujan tinggi dikhawatirkan juga membuat tanaman lebih mudah terserang wereng coklat. Meski potensi serangan oleh hewan serangga ini tak sebesar pyricularia dan xanthomonas, tahun ini Distanak mencatat ada 12 hektare tanaman padi milik petani terserang pyricularia di seluruh wilayah Kabupaten Pacitan. Jumlah tersebut cukup kecil dibandingkan dengan luasan total lahan pertanian yang mencapai sekitar 13.014 hektare. (*)
Petani Pacitan Diminta Waspadai Curah Hujan Tinggi
Rabu, 5 Desember 2012 21:03 WIB