Madiun - Pihak Depot Pertamina Madiun, Jawa Timur, mengimbau kepada pemerintah daerah yang ada di wilayah pemasarannya membatasi pembelian bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi eceran dengan jerigen, untuk menghemat konsumsi yang telah melebihi kuota. "Pembelian BBM bersubsidi, terlebih solar, telah mengalami peningkatan signifikan. Terutama untuk wilayah Kabupaten Madiun dan Ponorogo. Karena itu kami akan mengusulkan agar pemda setempat menerbitkan surat untuk membatasi pembelian eceran," ujar Sales Representatif Depot Madiun Pertamina Unit Pemasaran V Surabaya, Muhammad Farid Akbar, Rabu. Pihaknya mencatat, khusus konsumsi solar di wilayah Kabupaten Madiun dan Ponorogo telah over 15 hingga 20 persen akibat tingginya kebutuhan para petani untuk menyalakan mesin pompa disel pada sumur-sumur pantek saat musim kemarau lalu. Konsumsi tertinggi tercatat saat musim kemarau lalu yakni sejak bulan Juni hingga September. Permintaan solar bisa mencapai 700-750 kilo liter per hari. "Mayoritasnya untuk operasional petani. Selama ini, berapapun permintaan untuk pembelian eceran selalu dilayani oleh petugas SPBU selama memiliki surat izin," terangnya. Untuk itu, pihaknya akan segera menyampaikan usulan tersebut ke kepala daerah setempat agar dapat ditindaklanjuti oleh seluruh petugas terkait. Baik petugas pemerintahan di tingkat kecamatan, kantor desa, RT, hingga SPBU. "Sebab untuk membeli BBM subsidi eceran harus ada surat izin rekomendasi dari kantor desa setempat. Diharapkan dengan pembatasan tersebut konsumsi BBM subsidi dapat ditekan, apalagi saat ini sudah masuk musim hujan sehingga tidak perlu mesin pompa air," katanya. Farid menambahkan, secara umum konsumsi BBM bersubsidi jenis premium dan solar di Depot Pertamina Madiun, jelang akhir tahun 2012 telah over kuota. Untuk BBM bersubsidi jenis premium terjadi over hingga 4 persen dari jatah, sedangkan solar secara rata-rata terjadi over 10 hingga 11 persen. Adapun, kuota premium di wilayah Depot Pertamina Madiun yang meliputi Kota Madiun, Kabupaten Madiun, Ponorogo, Pacitan, Ngawi, dan Ngnjuk, hingga akhir tahun mencapai 403.525 kilo liter (KL). Sedangkan kuota solar mencapai 204.621 kilo liter (KL). Meski terjadi over kuota, ia menyatakan suplai BBM bersubsidi ke SPBU masih berjalan normal seperti biasa sesuai permintaan. Ia mengimbau kepada masyarakat untuk hemat menggunakan BBM, terlebih yang bersubsidi. Sedangkan pada keadaan normal, tiap hari konsumsi solar oleh masyarakat di wilayah pemasarannya adalah sekitar 300 KL hingga 400 KL, serta premium sekitar 800 KL.(*)
Pertamina Imbau Pemda Batasi PembelianBBM Bersubsidi
Rabu, 5 Desember 2012 16:48 WIB