Surabaya (ANTARA) - Tim dosen Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA) bersama mahasiswa Program Studi S1 Kebidanan melaksanakan program pemberdayaan masyarakat di RW 2 Kelurahan Pacarkembang, Kecamatan Tambaksari, Surabaya, dengan mengintegrasikan pendidikan gizi dan kewirausahaan pangan lokal bagi ibu dengan balita berisiko stunting.
Ketua tim pelaksana, dosen UNUSA, Yati Isnaini Safitri menjelaskan bahwa program ini bertujuan memberdayakan para ibu rumah tangga melalui dua pendekatan utama, yakni pendidikan kesehatan reproduksi dan pelatihan peningkatan ekonomi berbasis pangan lokal.
“Kami ingin para ibu tidak hanya memahami pentingnya gizi seimbang dan kesehatan reproduksi, tetapi juga mampu mengolah bahan pangan sederhana seperti ikan lele menjadi produk bernilai jual,” ujarnya melalui keterangan yang diterima di Surabaya, Senin.
Kegiatan inu merupakan bagian dari Hibah Program Pengabdian kepada Masyarakat 2025 dengan skema pemberdayaan berbasis kemitraan masyarakat dari Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Ditjen Riset dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Program ini melibatkan sepuluh ibu dari kelompok Dasawisma RW 2 dan sepuluh anggota Kader Surabaya Hebat (KSH). Selama dua pekan, peserta mengikuti serangkaian pelatihan mulai dari edukasi gizi dan reproduksi hingga keterampilan mengolah produk, seperti abon lele, roti Floss Roll lele, dan minuman herbal bunga telang.
Tahap berikutnya difokuskan pada pengemasan, pelabelan, dan pemasaran digital, agar produk dapat dipasarkan melalui saluran daring. Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan pengetahuan gizi peserta hingga 40 persen serta terbentuknya kelompok usaha “Dapur Sehat Kembang Ikan”, yang kini mulai memasarkan produknya melalui media sosial.
Selain memberikan pelatihan teknis, tim UNUSA juga merancang sistem pendampingan selama enam bulan ke depan untuk memastikan keberlanjutan usaha, mulai dari pembukuan sederhana, pengendalian kualitas, penguatan merek, hingga legalitas usaha seperti PIRT dan sertifikasi halal.
Program ini mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 2 (Tanpa Kelaparan), SDG 3 (Kehidupan Sehat dan Sejahtera), serta SDG 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi), dengan menempatkan perempuan sebagai agen perubahan di tingkat rumah tangga.
Melalui kolaborasi antara perguruan tinggi, masyarakat, dan pemerintah daerah, model pemberdayaan di RW 2 Kedung Sroko ini diharapkan dapat menjadi praktik baik (best practice) yang dapat direplikasi di wilayah padat penduduk lainnya dalam mendukung target Indonesia Bebas Stunting 2045.
