Bojonegoro - Kepala Disnakertransos Bojonegoro, Jawa Timur, Iskandar, mempermasalahkan proses rekrutmen 1.000 tenaga kerja proyek migas Blok Cepu yang dilakukan oleh kontraktor secara langsung ke masyarakat. "Kami meminta proses rekrutmen tenaga kerja yang tidak memiliki kemampuan khusus itu diulang melalui Disnakertransos," katanya di Bojonegoro, Selasa. Dengan demikian, lanjutnya, proses rekrutmen harus dilengkapi dengan perjanjian kerja, termasuk memberikan jaminan keselamatan kerja dan memasukkan tenaga kerja dalam jaminan sosial tenaga kerja (jamsostek). "Kalau ada perjanjian kerja, kemudian muncul masalah Disnakertransos bisa ikut masuk membantu menyelesaikan permasalahan," katanya. Ia mengakui proses rekrutmen tenaga kerja proyek migas Blok Cepu pernah dibahas bersama subkontraktor, juga MCL beberapa waktu lalu. "Kami sudah menawarkan proses rekrutmen melalui Disnakertransos sebagai penyedia tenaga kerja, tapi praktiknya mereka mengambil tenaga kerja melalui desa," ucapnya. Ia menjelaskan kontraktor migas Blok Cepu PT Tripatra Jakarta, juga subkontraktor lainnya sudah melakukan proses rekrutmen 1.000 tenaga kerja yang tidak memiliki kemampuan khusus, dua bulan lalu. Proses rekrutmen, lanjutnya, dilakukan melalui kepala desa dan tokoh masyarakat di Ring I migas Blok Cepu di sejumlah desa di Kecamatan Ngasem dan Kalitidu. "Warga yang direkrut memang dari warga ring I. Hanya saja, proses rekrutmen yang dilakukan tidak dilengkapi dengan perjanjian kerja," katanya. Oleh karena itu, ia menyatakan pihaknya akan membahas bersama PT Bangkit Bangun Sarana (BBS), BUMD milik pemkab, PT Tripatra Jakarta, juga operator Mobil Cepu Limited (MCL) untuk menyelesaikan permasalahan rekrutmen tenaga kerja Blok Cepu, Selasa. Apalagi, lanjutnya, tenaga kerja yang sudah terlanjut direkrut itu, tidak bersedia bekerja dengan sistem "shift", lebih memilih bekerja secara harian biasa. (*)

Pewarta:

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012