Pemerintah Kota (Pemkot) Malang, Jawa Timur, memberikan pelatihan tata kelola bisnis untuk meningkatkan kompetensi seluruh pengurus dalam mengoperasikan Koperasi Kelurahan Merah Putih, melalui pelaksanaan agenda diklat yang diselenggarakan di Malang Creative Center (MCC), Senin.

Wali Kota Malang Wahyu Hidayat seusai membuka agenda diklat bagi pengurus Koperasi Kelurahan Merah Putih di Kota Malang, Jawa Timur, Senin, mengatakan materi pelatihan tata kelola bisnis, di antaranya meliputi pelaksanaan lini usaha, pengajuan pendanaan, hingga proses memperoleh rantai pasok komoditas yang akan diperdagangkan di setiap unit koperasi.

"Kami memberikan pelatihan kepada pengurus Koperasi Kelurahan Merah Putih selama tiga hari, materinya proses operasional, bagaimana mendapatkan pinjaman, sampai soal sembako itu," kata Wahyu.

Pelatihan yang diselenggarakan selama tiga hari ini bertujuan untuk memastikan para pengurus mampu mengoperasikan Koperasi Kelurahan Merah Putih sesuai prosedur berlaku.

Kemudian, mengantisipasi adanya kesalahan proses yang bisa memicu terjadinya kendala di kemudian hari, salah satunya kemampuan dalam memenuhi tanggung jawab mengembalikan pinjaman pendanaan ke bank.

"Plafon pinjaman per koperasi kan Rp3 miliar tapi nanti kebutuhan itu akan berbeda, sehingga tidak semua unit mengajukan pinjaman segitu. Makanya ini harus dilatih supaya bisa menakar kemampuan, jangan sampai tidak bisa mengembalikan," ucapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kota Malang Eko Sri Yuliadi menjelaskan selain pengurus, pelatihan ini juga diberikan kepada para pengawas Koperasi Merah Putih.

Menurut dia, para pengawas perlu memiliki pemahaman holistik tentang bagaimana berjalannya pola bisnis, tata kelola usaha, hingga proses evaluasi operasional.

"Mereka juga dibekali tentang bagaimana berkomunikasi dengan notaris untuk pendampingan, karena ini satu koperasi satu notaris," ujarnya.

Eko menyebut lini usaha yang didorong terlebih dahulu dimaksimalkan adalah gerai sembako dan di dalamnya juga meliputi penjualan elpiji dan pengisian air minum, sebagaimana hasil pemetaan mengenai kebutuhan utama masyarakat di Kota Malang.

Apabila berjalan baik, gerai sembako disebut oleh dia akan menjadi stimulus dibukanya keenam lini usaha lainnya, yakni apotek, kantor koperasi, unit simpan pinjam, klinik desa, gudang dan logistik.

"Harus bertahap karena menyesuaikan dengan ketersediaan sumber daya manusia dan kemampuan manajemen serta finansial," ucapnya.

Pada pelatihan ini, Pemkot Malang melibatkan peran dari Otoritas Jasa Keuangan, Bank Indonesia dan pihak dari Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) guna memberikan pemahaman mekanisme permodalan dan literasi keuangan.

Pewarta: Ananto Pradana

Editor : Vicki Febrianto


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2025