Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Situbondo, Jawa Timur, mengedukasi tentang bentuk kekerasan dan dampak kekerasan seksual kepada pelajar penyandang disabilitas pada momentum Hari Anak Nasional, Rabu.
Kegiatan edukasi bentuk kekerasan dan dampak serta pencegahan kekerasan seksual ini digelar di Sekolah Luar Biasa (SLM) Dharma Wanita Situbondo, dengan menggunakan metode memperagakan simulasi oleh sejumlah personel polisi sehingga mudah dipahami pelajar berkebutuhan khusus.
"Kegiatan ini adalah pengenalan tentang kekerasan seksual dan pencegahannya, maka kami lebih menggunakan metode parodi (praktik simulasi) agar anak-anak memahami karena di SLB ini ketunaannya beragam," kata Kanit PPA Satreskrim Polres Situbondo Aipda Indah Iswahyuni kepada wartawan, Rabu.
Dia menyampaikan pada momentum Hari Anak Nasional 2025 ini sengaja digelar bersama pelajar SD-SMA SLB Dharma Wanita ini sebagai wujud Polri dalam memenuhi hak-hak anak khususnya bagi pelajar penyandang disabilitas.
Menurut Indah, edukasi tentang bentuk kekerasan seksual dan dampak serta pencegahan bagi pelajar disabilitas penting karena Polres Situbondo juga telah mencatat ada beberapa kasus kekerasan seksual yang menimpa korban disabilitas.
"Kami memang menangani beberapa kasus kekerasan seksual yang menimpa korban penyandang disabilitas, ada yang sudah sidang dan vonis, dan ada pula masih dalam penyidikan," kata dia.
Indah menambahkan, ke depan Unit PPA Polres Situbondo juga akan MoU atau kerja sama dengan pihak Sekolah Luar Biasa Dharma Wanita, sehingga kekerasan seksual terhadap korban penyandang disabilitas dapat dicegah.
Sementara itu, Kepala Sekolah Luar Biasa Dharma Wanita Situbondo Noer Cahyono menyampaikan terima kasih kepada Unit PPA Polres Situbondo yang telah memberikan penyuluhan tentang bentuk kekerasan seksual kepada anak didiknya di Hari Anak Nasional 2025.
"Tentu kegiatan penyuluhan tentang bentuk kekerasan seksual ini bermanfaat bagi anak-anak. Jumlah siswa SD-SMA di sini terdapat beberapa ketunaan," katanya.
Dari pantauan, di hadapan puluhan pelajar penyandang disabiltas sejumlah anggota polisi memperagakan bentuk-bentuk kekerasan seksual hingga pencegahannya dan dibantu oleh seorang guru sebagai juru bahasa isyarat.*
Editor : Taufik
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2025