Bojonegoro - Kepala Dinas Perhutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Bojonegoro, Jawa Timur (Jatim), Achmad Djupari, menyatakan, para pedagang yang memperoleh pinjaman dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) sudah memanfaatkan untuk pembelian tembakau.
"Pantauan kami, pedagang yang memperoleh pinjaman DBHCHT, sudah melakukan pembelian tembakau di tingkat petani," katanya, Selasa.
Ia menjelaskan, DBHCHT yang diajukan 126 pengusaha tembakau dan enam kelompok tani sebesar Rp8,64 miliar sudah cair seluruhnya melalui Bank Jatim beberapa waktu lalu.
"Para pedagang sekarang sudah memproses tembakau yang dibeli dari petani baik Virginia Voor Osgt (VO) dan Jawa, menjadi tembakau rajangan dan krosok," katanya mengungkapkan.
Namun, lanjutnya, para pedagang itu masih belum bisa menjual tembakaunya ke pabrikan, sebab hingga saat ini, belum ada gudang yang melakukan pembelian tembakau.
"Rencananya pabrikan membuka gudang untuk melakukan pembelian tembakau awal September ini," katanya.
Hanya saja, katanya, pabrikan yang melakukan pembelian tembakau itu, tidak termasuk PT Gudang Garam, sebab pada musim tanam tembakau tahun ini, perusahaan rokok tersebut, tidak melakukan program kemitraan dengan para petani.
Padahal, katanya menjelaskan, program kemitraan PT Gudang Garam yang dilakukan dengan petani, bisa mencakup areal tanaman seluas 2.000 hektare.
Meski demikian, ia menyatakan, Bupati Bojonegoro Suyoto, sudah meminta PT Gudang Garam tetap melakukan pembelian tembakau pada musim panen tembakau tahun ini, melalui Perwakilan PT Gudang Garam di Bojonegoro.
"Permintaan itu sudah disampaikan kepada Manajemen PT Gudang Garam di Kediri. Hanya hasilnya bagaimana kita juga masih menunggu," ujarnya.
Djupari optimistis produksi tanaman tembakau di daerahnya pada musim panen tahun ini yang luasnya mencapai 9.000 hektare lebih, bisa terbeli.
Perhitungannya, pabrikan lokal di daerah setempat akan melakukan pembelian sebanyak 12.000 ton kering, baik rajangan maupun krosok, sehingga dalam kondisi normal paling tidak harus ada tanaman tembakau sedikitnya 10.000 hektare.
"Produksi tembakau tahun ini hanya berkisar 700-900 kilogram, padahal kalau kondisi normal sekitar 1,2 ton tembakau kering," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012