Bojonegoro - Air Waduk Pacal di Bojonegoro, Jatim, tetap dikeluarkan sebesar 5 meter kubik per detik untuk mengairi sekitar 17 ribu hektare tanaman padi pada musim tanam (MT) II di daerah irigasinya. Kepala Bidang Operasi dan Pemeliharaan (OP) Dinas Pengairan Bojonegoro Hefdi Taufik, Selasa mengatakan, hujan deras yang turun sehari yang lalu, hanya melanda sebagian kecil wilayah tanaman padi irigasi Waduk Pacal, seperti Kecamatan Balen. Namun, lanjutnya, di sejumlah desa di Kecamatan Kepohbaru, Sumberrejo, Kanor, Kapas, juga kecamatan lainnya yang tanaman padinya masuk irigasi Waduk Pacal, sama sekali tidak turun hujan. "Para petani tetap meminta pasokan air irigasi Waduk Pacal, sejak 3 Mei hingga 12 Mei, sebab di daerahnya tidak turun hujan," ucapnya. Ia menjelaskan, tanaman padi yang mendapatkan pasokan air tersebut usianya bervariasi, ada yang baru tanam hingga berusia sekitar 45 hari. Ia memastikan, Waduk Pacal di Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang mampu mengamankan kebutuhan air tanaman padi sekitar 17 ribu hektare pada MT II di daerah irigasinya itu. Sesuai data, lanjutnya, ketinggian air pada papan duga di Waduk Pacal mencapai 113,36 meter atau sekitar 18 juta meter kubik dengan volume efektif yang bisa dikeluarkan sekitar 17 meter kubik. Perhitungannya, dengan pengeluaran 5 meter kubik per detik air di waduk setempat dalam sebulan habis. "Pengeluaran air tidak terus menerus selama sebulan, bergantung kebutuhan," katanya, mengungkapkan. Ia mengimbau, para petani di daerah irigasi Waduk Pacal, setelah MT II pada musim kemarau tidak menanam tanaman padi kembali, sebab air Waduk Pacal sudah habis. "Para petani pada musim kemarau seharusnya menanam palawija atau tembakau," ucapnya. Hanya saja ia mengakui, para petani di sejumlah desa di Kecamatan Sumberrejo pada musim kemarau ada yang tetap menanam padi. Tapi, para petani di desa setempat dalam menanam padi sifatnya spekulasi, dengan harapan ketika awal tanam mendapatkan air irigasi Waduk Pacal dan menjelang panen bisa mendapatkan air hujan. Data di kantor Dinas Pengairan, Waduk Pacal memiliki daerah irigasi pertanian seluas 16.624 hektare di sejumlah desa di Kecamatan Sukosewu, Balen, Kapas, Sumberrejo, Kepohbaru, dan Baureno. Waduk yang pada awal dibangun Belanda pada 1933 itu mampu menampung air hujan 42 juta meter lebih kubik, sekarang kemampuan daya tampungnya menurun hanya sekitar 23 juta meter kubik. UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawawan Solo di Bojonegoro, memperkirakan sedimen yang masuk waduk mencapai 15 ribu meter kubik per tahun, akibat rusaknya daerah tangkapan air di wilayah setempat.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012