Jember - Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU), Ali Masykur Moesa, mengkritik kebijakan pemerintah yang mengurangi subsidi pupuk dan benih pada tahun 2012. "Saya sangat kecewa dengan pemerintah yang menurunkan nilai subsidi pupuk bagi petani dalam APBN 2012, padahal sebagian besar penduduk di Indonesia adalah petani," kata Ali Masykur disela-sela acara tanam benih padi di Desa Glundengan, Kecamatan Wuluhan, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Minggu. Menurut Ali yang juga anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) itu, kebijakan pemerintah tersebut merupakan bukti bahwa kebutuhan petani dan benih masih belum mendapatkan perhatian serius seperti yang dijanjikan selama ini. "Sebagai Ketua ISNU saya kecewa karena hak petani justru dipotong atau dikurangi oleh pemerintah, sedangkan anggaran kunjungan justru meningkat tahun ini," tuturnya. Dalam APBN 2012, subsidi pupuk dialokasikan sebesar Rp16,94 triliun, sedangkan dalam APBN Perubahan 2012 jumlahnya menjadi Rp13,95 triliun atau terjadi pengurangan sebesar 17,6 persen atau sebesar Rp2,98 triliun. Untuk subsidi benih, dalam APBN 2012 dianggarkan sebesar Rp279,9 miliar, namun dalam APBN Perubahan 2012 mengalami penurunan sebesar 53,7 persen atau Rp150,4 miliar, sehingga menjadi Rp129,5 miliar. Ali mengatakan ISNU akan fokus pada gerakan untuk meningkatkan kesejahteraan petani dengan peningkatan mutu tanaman dan produksi yang melibatkan berbagai komponen dan potensi ISNU akan digerakkan secara maksimal, sehingga percepatan kesejahteraan kaum petani bisa dilakukan secara efektif dan massif di berbagai daerah. "Pemerintah seharusnya tidak hanya memberikan subsidi kepada petani berupa pupuk, benih dan penyuluhan saja, namun subsidi hingga tingkat penyaluran hasil produksinya juga penting. Jika itu tidak dilakukan, maka tetap saja petani akan menjadi produsen pertanian yang selalu kalah," papar mantan anggota DPR itu. Ia menegaskan ISNU akan mendorong kesejahteraan petani dengan pola "Gerakan Peningkatan Produksi Pangan Berbasis Koorporasi (GP3K) yakni melakukan pemberian bantuan benih dan bantuan pupuk organik cair dengan target luas lahan pertanian mencapai 150 ribu hektare di seluruh Indonesia. "Untuk swasembada pangan sendiri sangat diperlukan ketersediaan lahan atau pembentukan sawah baru, khususnya di luar Pulau Jawa harus ditambah sebanyak mungkin, agar produksi pangan meningkat," ucap mantan Ketua Umum PB Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) itu. ISNU bekerjasama dengan PT Sang Hyang Seri (SHS) dalam memberi pendampingan kepada petani di seluruh Indonesia, terutama untuk meningkatkan kesejahteraan petani melalui GP3K dan setiap 1 hekare sawah akan mendapat bantuan sebesar Rp4,7 juta. Ali Masykur Musa juga melakukan dialog dengan petani di areal persawahan yang terletak di Desa Glundengan, Kecamatan Wuluhan, yang dihadiri Kepala Dinas Pertanian Jember dan sejumlah tokoh NU. Sementara salah seorang petani di Kecamatan Wuluhan, Husen, mengeluhkan cuaca yang ekstrem dan tidak menentu, sehingga harga gabah petani anjlok karena kualitas gabah rendah. "Perhatian pemerintah terhadap petani masih kurang karena kesejahteraan petani tidak diperhatikan, sehingga kami kesulitan untuk menyekolahkan anak hingga perguruan tinggi," keluhnya.(*)

Pewarta:

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012