Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno menerima kunjungan resmi dari Gubernur Guangxi, China, Lan Tianli untuk melanjutkan penguatan kerja sama pengembangan pendidikan vokasional.

Dalam pertemuan tersebut, Pratikno menegaskan pentingnya pengembangan sumber daya manusia (SDM) unggul, terutama dalam menghadapi pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta munculnya jenis-jenis ekonomi baru.

"Kita bukan hanya membutuhkan peneliti dan ilmuwan, tetapi juga teknisi yang merupakan produk dari pendidikan vokasional," ujar Pratikno di Jakarta, Kamis.

Sebagai bagian dari upaya memperkuat kerja sama ini, kata Pratikno, sudah dibentuk aliansi pendidikan vokasional antara industri dan Pemerintah China dengan Indonesia.

Aliansi ini kini melibatkan 126 lembaga pendidikan vokasional, yang menjadi wadah kolaborasi antara kedua negara untuk meningkatkan kualitas SDM.

Pratikno juga mengungkapkan bahwa kerja sama ini sudah mencakup berbagai aspek, termasuk dukungan pendidikan untuk para guru dan dosen Indonesia, serta beasiswa bagi siswa Indonesia untuk belajar di China.

Beasiswa itu baik di lembaga pendidikan vokasional maupun melalui program magang di industri China.

Menurut Pratikno, inisiatif ini tidak hanya penting untuk meningkatkan kualitas SDM Indonesia, tetapi juga menjadi bagian dari diplomasi antarbangsa yang memperkuat persaudaraan di antara negara-negara dunia.

"Ini juga merupakan bagian dari people-to-people diplomacy, yang harapannya dapat mempererat hubungan antarnegara," kata dia.

Sementara itu, Gubernur Guangxi China, Lan Tianli, mengatakan kunjungan dan kerja sama ini merupakan tindak lanjut konsensus penting yang dicapai oleh Presiden Xi Jinping dan Presiden Prabowo Subianto.

Salah satu fokus utama dari pertemuan tersebut adalah memperluas dan memperdalam kerja sama di bidang pendidikan, khususnya pendidikan vokasional.

Gubernur Lan menyampaikan bahwa Provinsi Guangxi memiliki berbagai proyek penting di Indonesia yang terkait langsung dengan pengembangan pendidikan vokasional. Beberapa di antaranya termasuk proyek pembuatan mobil listrik dan kawasan industri terpadu Indonesia-China.

"Melalui upaya kami selama hampir 10 tahun, proyek-proyek ini telah menunjukkan hasil yang menggembirakan, dan itu tidak terlepas dari peran penting pendidikan vokasional dalam menyiapkan tenaga kerja yang kompeten untuk proyek-proyek ini," ujar Gubernur Lan.

Gubernur Lan juga menyoroti bahwa Indonesia dan China sedang berada pada periode transformasi ekonomi yang signifikan, di mana peningkatan kualitas ekonomi melalui ekonomi cerdas dan transformasi industri menjadi prioritas.

Ia percaya bahwa dengan melanjutkan dan memperluas kerja sama pendidikan vokasional yang berkualitas tinggi, kedua negara dapat memberikan dukungan besar terhadap pertumbuhan ekonomi masing-masing.

"Kami yakin melalui kerja sama ini, kita dapat memberikan kontribusi besar terhadap kemajuan ekonomi dan sosial kedua negara," ujar Gubernur Lan.

Pewarta: Asep Firmansyah

Editor : Vicki Febrianto


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024