Seminar Hari Santri Nasional (HSN) PWNU Jawa Timur merekomendasikan perlunya penulisan ulang sejarah perjuangan bangsa Indonesia sebagai bahan ajar di lembaga pendidikan.
"Salah satu poin rekomendasi yang perlu disampaikan dalam penulisan sejarah itu adalah peran ulama dan kaum santri dalam ikut memperjuangkan kemerdekaan bangsa ini," kata Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura Dr. Saiful Hadi di Pamekasan, Jawa Timur, Kamis.
Sebelumnya pada Rabu (6/11/2024) PWNU Jatim dan IAIN Madura menggelar seminar Hari Santri Nasional (HSN) bertema "Meneruskan Warisan Ulama, Membangun Peradaban Masa Depan” bertempat di Aula Perpustakaan IAIN Madura.
Seminar dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional menghadirkan narasumber dari kalangan budayawan, yakni D Zawawi Imron dan Pengurus Lakpesdam PBNU KH Ahmad Baso.
Rekomendasi tentang penulisan ulang sejarah perjuangan bangsa di buku-buku pelajaran sejarah itu merupakan satu dari tiga rekomendasi yang disampaikan dari forum seminar itu.
Rekomendasi kedua, perlunya melakukan revisi kurikulum pendidikan nasional yang memasukkan fakta sejarah terkait resolusi jihad yang dilakukan oleh ulama dan kaum santri.
Ketiga, perlunya penulisan dokumen buku putih khususnya pada peristiwa yang melatarbelakangi momen sepuluh Nopember di Surabaya.
"Kami tentu perlu menyampaikan rekomendasi ini kepada pihak berwenang," kata Syaiful.
Sementara itu, Panitia Seminar Kebangsaan HSN PWNU Jawa Timur Yusuf Amrozi menyampaikan bahwa pada momen peringatan HSN tahun ini PWNU Jatim menggelar sejumlah kegiatan.
Di antaranya roadshow seminar kebangsaan yang digelar di sejumlah Perguruan Tinggi Negeri (PTN), Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN), dan Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (PTNU) di Jawa Timur sejak akhir Oktober hingga awal November 2024 ini.
Selain IAIN Madura, kampus lain yang menyelenggarakan seminar HSN itu di antaranya Unisma, IAIN Ponorogo, IAIN Kediri, UIN Maliki, Universitas Brawijaya, UNU Blitar, UIN Tulungagung, UINSA, Unair Surabaya, Unesa, ITS, serta Unisda.
Menurut Yusuf segmen seminar itu ditujukan kepada Generasi Z untuk mengenalkan sejarah dan peristiwa perang 10 November 1945 di Surabaya yang dilatarbelakangi oleh Resolusi Jihad pada 22 Oktober 1945.
"Oleh sebab itu PWNU Jawa Timur memberikan apresiasi dan ucapan terimakasih yang setinggi-tingginya kepada Perguruan Tinggi yang berkenan menyelenggarakan seminar tersebut," katanya.
Pada acara seminar itu juga ditayangkan dokumen otentik tentang naskah resolusi jihad, peta geografis area Surabaya yang menjadi medan perang, penembakan Brigadir Malaby, serta perobekan bendera penjajah di Hotel Yamato oleh pejuang kemerdekaan Indonesia.
Selain dihadiri mahasiswa dan sivitas akademika IAIN Madura, seminar HSN di IAIN Madura itu juga dihadiri perwakilan pengasuh pondok pesantren, Rektor Perguruan Tinggi, dan Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Se-Madura.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
"Salah satu poin rekomendasi yang perlu disampaikan dalam penulisan sejarah itu adalah peran ulama dan kaum santri dalam ikut memperjuangkan kemerdekaan bangsa ini," kata Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura Dr. Saiful Hadi di Pamekasan, Jawa Timur, Kamis.
Sebelumnya pada Rabu (6/11/2024) PWNU Jatim dan IAIN Madura menggelar seminar Hari Santri Nasional (HSN) bertema "Meneruskan Warisan Ulama, Membangun Peradaban Masa Depan” bertempat di Aula Perpustakaan IAIN Madura.
Seminar dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional menghadirkan narasumber dari kalangan budayawan, yakni D Zawawi Imron dan Pengurus Lakpesdam PBNU KH Ahmad Baso.
Rekomendasi tentang penulisan ulang sejarah perjuangan bangsa di buku-buku pelajaran sejarah itu merupakan satu dari tiga rekomendasi yang disampaikan dari forum seminar itu.
Rekomendasi kedua, perlunya melakukan revisi kurikulum pendidikan nasional yang memasukkan fakta sejarah terkait resolusi jihad yang dilakukan oleh ulama dan kaum santri.
Ketiga, perlunya penulisan dokumen buku putih khususnya pada peristiwa yang melatarbelakangi momen sepuluh Nopember di Surabaya.
"Kami tentu perlu menyampaikan rekomendasi ini kepada pihak berwenang," kata Syaiful.
Sementara itu, Panitia Seminar Kebangsaan HSN PWNU Jawa Timur Yusuf Amrozi menyampaikan bahwa pada momen peringatan HSN tahun ini PWNU Jatim menggelar sejumlah kegiatan.
Di antaranya roadshow seminar kebangsaan yang digelar di sejumlah Perguruan Tinggi Negeri (PTN), Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN), dan Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (PTNU) di Jawa Timur sejak akhir Oktober hingga awal November 2024 ini.
Selain IAIN Madura, kampus lain yang menyelenggarakan seminar HSN itu di antaranya Unisma, IAIN Ponorogo, IAIN Kediri, UIN Maliki, Universitas Brawijaya, UNU Blitar, UIN Tulungagung, UINSA, Unair Surabaya, Unesa, ITS, serta Unisda.
Menurut Yusuf segmen seminar itu ditujukan kepada Generasi Z untuk mengenalkan sejarah dan peristiwa perang 10 November 1945 di Surabaya yang dilatarbelakangi oleh Resolusi Jihad pada 22 Oktober 1945.
"Oleh sebab itu PWNU Jawa Timur memberikan apresiasi dan ucapan terimakasih yang setinggi-tingginya kepada Perguruan Tinggi yang berkenan menyelenggarakan seminar tersebut," katanya.
Pada acara seminar itu juga ditayangkan dokumen otentik tentang naskah resolusi jihad, peta geografis area Surabaya yang menjadi medan perang, penembakan Brigadir Malaby, serta perobekan bendera penjajah di Hotel Yamato oleh pejuang kemerdekaan Indonesia.
Selain dihadiri mahasiswa dan sivitas akademika IAIN Madura, seminar HSN di IAIN Madura itu juga dihadiri perwakilan pengasuh pondok pesantren, Rektor Perguruan Tinggi, dan Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Se-Madura.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024