Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) meluncurkan pusat pendidikan dan pelatihan (Pusdiklat) kebencanaan bidang kesehatan untuk membantu masyarakat ketika mengalami bencana, seperti banjir, gempa, longsor, letusan gunung berapi dan lainnya.
Rektor UMM, Prof Dr Nazaruddin Malik menjelaskan bahwa simposium peluncuran Pusdiklat ini membahas dan melaksanakan mulai dari hulu hingga hilir. Tidak hanya fokus pada materi dan diskusi maupun pemikiran saja, tapi juga benar-benar bertindak dalam mengantisipasi serta mengendalikan dampak bencana.
“Peluncuran dan simposium ini diharapkan bisa memberikan wawasan baru, inspirasi, dan kesiapan dalam menanggulangi serta recovery terhadap dampak bencana," kata Prof Nazaruddin di sela peluncuran tersebut di Dome UMM di Malang, Rabu.
Menurut dia, segala hal yang terjadi karena alam maupun kelalaian manusia, perlu diukur sejauh mana kemampuan pihak-pihak terkait dalam menanggulanginya.
Nazar, sapaan akrabnya, mengatakan bahwa upaya antisipasi harus diperhatikan. Dia mencontohkan bagaimana semua gedung dan sarana di UMM sudah diasuransikan.
Selain itu, Kampus Putih itu juga sudah memiliki mekanisme jika terjadi bencana, mulai dari titik kumpul, alur evakuasi, dan lain sebagainya.
Baca juga: Ekonom UMM beberkan strategi investasi pada mahasiswa Unigoro
Peluncuran Pusdiklat Kebencanaan Bidang Kesehatan ini tak lepas dari kiprah dan upaya yang sudah dilakukan UMM. Salah satunya, bagaimana rumah sakit umum milik UMM mampu menangani COVID-19 yang terjadi beberapa tahun lalu.
Mereka sukses membantu menekan angka penyebaran virus dan meningkatkan potensi kesembuhan pasien. Bahkan, RSU UMM mendapatkan penghargaan dari pemerintah Jawa Timur.
“Saat COVID-19, kami memiliki sistem yang baik dalam menanganinya. Di antaranya menyediakan tempat untuk isolasi, menyediakan vitamin, atap RS untuk berjemur, hingga teknik pengambilan maupun mengirim logistik. Kami juga membuat APD sendiri, maka kehadiran Pusdiklat ini akan memperkuat sistem dan kiprah UMM,” katanya.
UMM juga memiliki komunitas bencana, yakni mahasiswa relawan siaga bencana (Maharesigana) yang sejak lama turun ke berbagai lokasi kebencanaan, membantu berbagai warga, tidak hanya di hal-hal fisik, tapi juga membantu para korban bencana untuk bangkit secara psikologis.
Sarana dan prasarana Pusdiklat ini juga sangat baik. Mampu menyediakan rumah susun sewa (rusunawa), SDM unggul maharesigana, tim dokter RS UMM, hingga melibatkan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC).
"Dengan dilengkapi sarana prasarana mumpuni, Pusdiklat UMM diharapkan jadi yang terdepan membantu sesama," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
Rektor UMM, Prof Dr Nazaruddin Malik menjelaskan bahwa simposium peluncuran Pusdiklat ini membahas dan melaksanakan mulai dari hulu hingga hilir. Tidak hanya fokus pada materi dan diskusi maupun pemikiran saja, tapi juga benar-benar bertindak dalam mengantisipasi serta mengendalikan dampak bencana.
“Peluncuran dan simposium ini diharapkan bisa memberikan wawasan baru, inspirasi, dan kesiapan dalam menanggulangi serta recovery terhadap dampak bencana," kata Prof Nazaruddin di sela peluncuran tersebut di Dome UMM di Malang, Rabu.
Menurut dia, segala hal yang terjadi karena alam maupun kelalaian manusia, perlu diukur sejauh mana kemampuan pihak-pihak terkait dalam menanggulanginya.
Nazar, sapaan akrabnya, mengatakan bahwa upaya antisipasi harus diperhatikan. Dia mencontohkan bagaimana semua gedung dan sarana di UMM sudah diasuransikan.
Selain itu, Kampus Putih itu juga sudah memiliki mekanisme jika terjadi bencana, mulai dari titik kumpul, alur evakuasi, dan lain sebagainya.
Baca juga: Ekonom UMM beberkan strategi investasi pada mahasiswa Unigoro
Peluncuran Pusdiklat Kebencanaan Bidang Kesehatan ini tak lepas dari kiprah dan upaya yang sudah dilakukan UMM. Salah satunya, bagaimana rumah sakit umum milik UMM mampu menangani COVID-19 yang terjadi beberapa tahun lalu.
Mereka sukses membantu menekan angka penyebaran virus dan meningkatkan potensi kesembuhan pasien. Bahkan, RSU UMM mendapatkan penghargaan dari pemerintah Jawa Timur.
“Saat COVID-19, kami memiliki sistem yang baik dalam menanganinya. Di antaranya menyediakan tempat untuk isolasi, menyediakan vitamin, atap RS untuk berjemur, hingga teknik pengambilan maupun mengirim logistik. Kami juga membuat APD sendiri, maka kehadiran Pusdiklat ini akan memperkuat sistem dan kiprah UMM,” katanya.
UMM juga memiliki komunitas bencana, yakni mahasiswa relawan siaga bencana (Maharesigana) yang sejak lama turun ke berbagai lokasi kebencanaan, membantu berbagai warga, tidak hanya di hal-hal fisik, tapi juga membantu para korban bencana untuk bangkit secara psikologis.
Sarana dan prasarana Pusdiklat ini juga sangat baik. Mampu menyediakan rumah susun sewa (rusunawa), SDM unggul maharesigana, tim dokter RS UMM, hingga melibatkan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC).
"Dengan dilengkapi sarana prasarana mumpuni, Pusdiklat UMM diharapkan jadi yang terdepan membantu sesama," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024