Bojonegoro - Permukaan air Bengawan Solo di daerah hilir di Bojonegoro, Jatim, tidak terpengaruh banjir bandang akibat meluapnya Kali Pacal di daerah setempat yang airnya masuk ke Bengawan Solo. "Permukaan air Bengawan Solo, terutama di wilayah barat Kota Bojonegoro, sama sekali tidak terpengaruh banjir bandang Kali Pacal, sebab masuknya air ke Bengawan Solo di wilayah timur Bojonegoro, " kata Kasi Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, Sutardjo, Rabu. Ia menjelaskan, banjir bandang yang melanda sejumlah desa di Kecamatan Sukosewu, Kapas dan Balen, sehari yang lalu itu, hanya membawa pengaruh meningkatnya permukaan air Bengawan Solo di wilayah timur Bojonegoro. "Itupun air banjir bandang, tidak banyak menimbulkan pengaruh naiknya permukaan air Bengawan Solo," katanya. Ia memastikan, permukaan sungai terpanjang di Jawa itu, pada papan duga di Bojonegoro, mencapai 10,3 meter, jauh dibawah siaga banjir, termasuk ketinggian air di Karangnongko, Kecamatan Ngraho, sekitar 70 kilometer dari kota Bojonegoro, berkisar 22,85 meter, Rabu pukul 09.00 WIB. "Kondisi Bengawan Solo di Bojonegoro aman, " katanya menegaskan. Meski demikian, kewaspadaan menghadapi kemungkinan banjir luapan Bengawan Solo dan banjir bandang yang ditimbulkan anak sungainya, harus tetap dilakukan menggingat musim hujan belum rampung. Berdasarkan perkiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), curah hujan di daerah setempat hingga Maret masih tinggi. "Kewaspadaan menghadapi banjir dan bencana lainnya tetap kita lakukan, " katanya menegaskan. Ditanya kerugian akibat banjir bandang Kali Pacal, ia masih belum bisa menyebutkan."Kami masih menunggu laporan secara resmi dari posko bencana di kecamatan, " jelasnya. Berdasarkan laporan sementara, banjir bandang yang terjadi akibat meluapnya Kali Pacal, melanda Desa Klepek, Kalicilik, Sukosewu, Jumput, Duyungan dan semanding, Kecamatan Sukosewu. Sementara itu, di Desa Kedaton, Kecamatan Kapas, warga yang terkena dampak banjir bandang, Sebanyak 525 kepala keluarga (KK), Sedangkan banjir bandang tersebut, juga menerjang Desa Ngadiluhur, Sidobandung, Kabunan, Suwaloh, Mulyoagung, dan Sobontoro, Kecamatan Balen, mengakibatkan sedikitnya 2.000 pemukiman warga terendam air banjir. Selain itu, lanjutnya, banjir bandang di daerah setempat, dengan ketinggian berkisar 20-70 meter itu, juga menerjang 112 hektare tanaman padi siap panen. "Besarnya kerugian masih dihitung posko banjir di kecamatan, " katanya. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012