Trenggalek - Seorang guru TK dari Kecamatan Munjungan, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur dilaporkan nekat mengikuti uji kompetensi sertifikasi guru, meski dalam kondisi sakit parah dan sedang menjalani perawatan intensif di RSUD setempat. "Guru tersebut bernama Mujanah pengajar di TK Dharma Wanita Pertiwi, Kecamatan Munjungan. Dia seharusnya masih menjalani rawat inap di RSUD dr Sodeomo, namun tadi memaksa untuk bisa mengikuti ujian," kata Kabid Ketenagaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Trenggalek Suwatno, Sabtu. Pengajar yang diidentifikasi menderita pengeroposan tulang belakang tersebut akhirnya diperbolehkan mengikuti uji kompetensi dengan ditempatkan di ruang UKS SMP Negeri I Trenggalek, dengan diawasi langsung oleh pihak kepolisian. Dari pantauan ANTARA, Mujanah mengerjakan seluruh soal ujian dengan posisi tengkurap diatas ranjang UKS, hal itu dilakukan karena tubuhnya akan terasa sakit apabila dipakai duduk. "Alhamdulillah dia bisa menyelesaikan seluruh soal, kurang 10 menit dari batas waktu terakhir yang besangkutan sudah selesai, setelah itu langsung kami antarkan ke rumah sakit untuk kembali opname," kata pria yang akrab disapa Watno ini. Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Trengggalek Kusprigianto mengatakan proses uji kompetensi tahap awal hari ini berjalan dengaan lancar. "Seluruh peserta yang berjumlah 771 masuk semua, mulai guru di jenjang TK, SD, SMP maupun SMA/SMK," katanya. Ia menjamin uji kompetensi yang digelar di SMP Negeri I Trenggalek tersebut terbebas dari kebocoran soal, karena seluruh proses melibatkan pihak kepolisian. "Mulai dari pengambilan naskah ujian di Surabaya, sampai nanti pengembalian lembar jawaban mendapat pengamanan langsung dari polisi, bahkan soal juga kami simpan langsung di Mapolres Trenggalek," ujarnya. Kusprigianto menambahkan, hasil uji kompetensi tersebut nantinya akan dipakai sebagai salah satu syarat utama untuk bisa mengikuti tahapan seleksi berikutnya melalui pendidikan dan latihan profesi guru (PLPG) di Universitas Negeri Malang. "Bulan Maret nanti hasilnya akan diumumkan, setelah itu bagi yang lulus akan mengikuti PLPG di Malang, sedangkan untuk yang tidak lulus tentu tidak bisa ikut," katanya. Menurut Kuspigianto, uji kompetensi tersebut diharapkan mampu mencetak guru-guru yang profesional sehingga mampu meningkatkan kualitas pendidikan. "Dengan uji kompetensi ini akan diketahui dimana letak kelemahan, dari empat kompetensi dasar yang harus dimiliki seorang guru, yaitu kompetensi akademik, kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, dan kompetensi profesi," jelasnya. Setelah itu, lanjut dia, kelemahan-kelamahan tersebut akan menjadi fokus pendalaman pada saat mengikuti PLPG.

Pewarta:

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012