Pemerintah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur memastikan stok beras di daerahnya mencukupi untuk memenuhi kebutuhan pangan hingga akhir Desember 2024.
Kepastian itu disampaikan Sekda Trenggalek, Edy Soepriyanto usai meninjau gudang beras milik Bulog di Desa Karangsoko, Trenggalek, Jumat.
"Stok cadangan beras di gudang Bulog saat ini ada sekitar 760 ton. Sebentar lagi masih ada tambahan dari beras impor sekitar 900 ton. Total nanti cadangan ada 1.660 ton, insya Allah mencukupi hingga akhir tahun ini," kata Edy saat dikonfirmasi awak media.
Stok beras itu nantinya bakal digunakan di antaranya untuk memenuhi kebutuhan daerah, seperti misalnya gerakan pangan murah untuk mengatasi lonjakan harga yang biasanya terjadi menjelang natal dan tahun baru.
Gerakan pangan murah itu diwujudkan melalui kegiatan operasi pasar.
"Seperti gerakan pangan murah, yang insya Allah stock aman untuk bulan Agustus hingga Desember. Kemudian kesiapan operasi pasar yang nanti juga kita laksanakan insidental sesuai kebutuhan, Insya Allah stok aman," katanya.
Dikatakan, kebijakan pengadaan beras impor merupakan langkah untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri di tengah kesenjangan antara kebutuhan dan produksi beras sehingga harga beras di masyarakat tetap stabil.
Meskipun begitu, serapan produksi beras dalam negeri tetap dioptimalkan.
"Tren sekarang produksi beras negeri sudah mulai turun. Meskipun secara umum stok kita aman-aman saja, tapi bagaimana bisa mengupayakan produk beras dalam negeri bisa maksimal, termasuk di Trenggalek," katanya.
Dikonfirmasi di lokasi yang sama, Kepala Gudang Bulog Trenggalek Yuli Hartono mengungkapkan bahwa tambahan beras impor dijadwalkan tiba pada 4 Oktober.
Selain tambahan beras impor, bulog juga masih menyimpan sebanyak 120 ton cadangan beras lokal yang nantinya diprioritaskan dalam pendistribusian kegiatan gerakan pangan murah.
"Untuk stock beras bulog per 26 September sebesar 760 ton dan pada tanggal 4 ini terjadwal kita mau dapat dari impor sebesar 900 ton," kata Yuli.
Untuk saat ini, bulog belum menambah cadangan beras dari produksi lokal karena kesenjangan harga.
Yuli menyebut, stok beras yang ada di gudang bulog itu merupakan stok yang masuk pada bulan lalu.
Dengan total jumlah itu, pihaknya menyebut stok cadangan beras pemerintah itu aman hingga akhir Desember.
"Untuk sementara ini karena harga gabah itu masih tinggi, jadi sementara ini belum ada yang masuk ke Bulog. Stok ini merupakan stok yang masuk bulan yang lalu," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
Kepastian itu disampaikan Sekda Trenggalek, Edy Soepriyanto usai meninjau gudang beras milik Bulog di Desa Karangsoko, Trenggalek, Jumat.
"Stok cadangan beras di gudang Bulog saat ini ada sekitar 760 ton. Sebentar lagi masih ada tambahan dari beras impor sekitar 900 ton. Total nanti cadangan ada 1.660 ton, insya Allah mencukupi hingga akhir tahun ini," kata Edy saat dikonfirmasi awak media.
Stok beras itu nantinya bakal digunakan di antaranya untuk memenuhi kebutuhan daerah, seperti misalnya gerakan pangan murah untuk mengatasi lonjakan harga yang biasanya terjadi menjelang natal dan tahun baru.
Gerakan pangan murah itu diwujudkan melalui kegiatan operasi pasar.
"Seperti gerakan pangan murah, yang insya Allah stock aman untuk bulan Agustus hingga Desember. Kemudian kesiapan operasi pasar yang nanti juga kita laksanakan insidental sesuai kebutuhan, Insya Allah stok aman," katanya.
Dikatakan, kebijakan pengadaan beras impor merupakan langkah untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri di tengah kesenjangan antara kebutuhan dan produksi beras sehingga harga beras di masyarakat tetap stabil.
Meskipun begitu, serapan produksi beras dalam negeri tetap dioptimalkan.
"Tren sekarang produksi beras negeri sudah mulai turun. Meskipun secara umum stok kita aman-aman saja, tapi bagaimana bisa mengupayakan produk beras dalam negeri bisa maksimal, termasuk di Trenggalek," katanya.
Dikonfirmasi di lokasi yang sama, Kepala Gudang Bulog Trenggalek Yuli Hartono mengungkapkan bahwa tambahan beras impor dijadwalkan tiba pada 4 Oktober.
Selain tambahan beras impor, bulog juga masih menyimpan sebanyak 120 ton cadangan beras lokal yang nantinya diprioritaskan dalam pendistribusian kegiatan gerakan pangan murah.
"Untuk stock beras bulog per 26 September sebesar 760 ton dan pada tanggal 4 ini terjadwal kita mau dapat dari impor sebesar 900 ton," kata Yuli.
Untuk saat ini, bulog belum menambah cadangan beras dari produksi lokal karena kesenjangan harga.
Yuli menyebut, stok beras yang ada di gudang bulog itu merupakan stok yang masuk pada bulan lalu.
Dengan total jumlah itu, pihaknya menyebut stok cadangan beras pemerintah itu aman hingga akhir Desember.
"Untuk sementara ini karena harga gabah itu masih tinggi, jadi sementara ini belum ada yang masuk ke Bulog. Stok ini merupakan stok yang masuk bulan yang lalu," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024