Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Madiun memulai proses pembangunan proyek Jembatan Patihan di Kelurahan Patihan, Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun, Jatim yang putus sejak tahun 2021 dan ditargetkan selesai bulan Desember 2024.

"Sosialisasi dan survei sudah selesai. Saat ini mulai pemesanan rangka jembatan dan pekerjaan pemancangan di sisi wilayah Kelurahan Sogaten," ujar Kepala Bidang Bina Marga DPUPR Kota Madiun Agus Tri Sukamto di Madiun, Selasa.

Menurutnya pembangunan Jembatan Patihan cukup mendesak, karena menjadi akses penghubung antar-kelurahan, yakni Kelurahan Patihan dengan Sogaten.

Agus mengatakan, progres pekerjaan Jembatan Patihan sesuai jadwal perencanaan. Memasuki bulan Agustus ini, pekerjaan terfokus pada "abutment". Setelah selesai, dilanjutkan pemasangan rangka atas hingga jembatan gantung benar-benar selesai.

"Estimasi pekerjaan butuh waktu lima bulan. Insya Allah Desember nanti ditargekan selesai," kata dia.

Agus menyebut, sejatinya DPUPR memiliki empat opsi pembangunan Jembatan Patihan. Yaitu jembatan lengkung, jembatan rangka baja, jembatan "girder", dan jembatan gantung. Namun karena keterbatasan anggaran, sehingga dari hasil pemaparan, disetujui pembangunan jembatan gantung.

"Dan terkait perizinan, kami juga sudah koordinasi dengan BBWS Bengawan Solo dan sudah ada rekomendasinya," katanya.

Baca juga: Pemkot Madiun gelar audit kasus stunting di semester I 2024

Pembangunan infrastruktur Jembatan Patihan itu nanti bukan di lokasi semula, melainkan di titik lain sisi sebelah selatan jembatan lama. Alasannya, ketika ada anggaran tersedia, akan dibangun jembatan di tempat yang sama, dengan ukuran yang lebih besar.

Nantinya, panjang jembatan gantung tersebut disesuaikan dengan lebar Sungai Bengawan Madiun. Selain itu, tepian kanan kiri dibangun beton penghubung sepanjang 15 meter. Kemudian, jembatan dibangun sepanjang 80 meter dengan lebar 1,8 meter.

Agus menambahkan, pembangunan Jembatan Patihan merupakan tindak lanjut usulan warga setempat dalam musyawarah perencanaan pembangunan. Baik tingkat kelurahan, kecamatan, hingga kota. Sehingga, usulan pembangunan tersebut mendapat pos anggaran dan direalisasikan tahun ini.

"Yang penting kendaraan roda dua, pesepeda, dan pejalan kaki bisa lewat. Serta bisa dilalui ambulance pada saat darurat," katanya.

Jembatan Patihan runtuh dan terputus setelah dua dari enam tiang penyangganya ambrol akibat derasnya aliran Sungai Bengawan Madiun pada April 2021 seiring tingginya curah hujan.

Sebelum putus dan runtuh, tiang penyangga telah ambles lama akibat tergerus arus sungai. Melihat kondisi jembatan yang miring, Pemkot Madiun memutuskan untuk menutup jembatan penghubung antar-kelurahan tersebut karena berbahaya.

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Vicki Febrianto


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024